PERPUSTAKAAN

Selasa, 12 Juli 2016

NABI PALSU DAN DAJJAL

Nabi Palsu dan Dajjal



Sebelum Dajjal muncul di akhir zaman ini, setidaknya ada sekitar 30 orang yang mengaku sebagai nabi yang mendahuluinya. Mereka adalah dajjal-dajjal kecil yang akan membuka jalan bagi Dajjal yang sesungguhnya. Mengenai hal ini, marilah kita perhatikan

 hadits Nabi sebagai berikut, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: “Kiamat tidak tidak akan terjadi hingga muncul para dajjal pendusta mendekati jumlah 30 orang, semuanya mengaku sebagai utusan Allah.” (HR Bukhari).

 “Sesungguhnya demi Allah, kiamat tidak akan terjadi hingga muncul 30 pendusta yang akhirnya adalah si juling pendusta besar (Dajjal).” (HR Ahmad).

 “Kiamat tidak akan terjadi hingga kabilah-kabilah dari umatku menyusul musyrikin, dan hingga mereka menyembah berhala. Dan sesungguhnya akan ada dari umatku 30 pendusta, semuanya mengaku sebagai nabi. Dan akulah penutup para nabi. Tidak ada nabi setelahku.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

 Pembaca yang budiman, apabila mencermati sabda Rasulullah Saw. sebagaimana tersebut, kita menyadari bahwa bumi ini telah benar-benar sudah tua. Betapa tidak, sudah berapa kali kita mendengar tentang adanya seseorang yang mengaku dirinya sebagai nabi, atau bahkan rasul. Orang yang mengakui dirinya sebagai nabi atau rasul setelah Nabi Muhammad Saw., jelas hal ini adalah sebuah kebohongan yang sangat besar. Namun, anehnya, selalu ada saja pengikutnya. Bahkan, tidak sedikit dari pengikutnya adalah orang-orang yang sebelumnya mengaku sebagai orang beragama; termasuk dalam hal ini adalah penganut agama Islam. Padahal, sebagai orang Islam, meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul-Nya adalah termasuk keyakinan utama yang kita ucapkan dalam kalimat syahadat.

 Bila ada seorang Muslim yang mengakui nabi baru setelah Nabi Muhammad, jelas-jelas hal ini telah merusak keislamannya sendiri. Namun, ada yang mengakui bahwa orang yang diikutinya bukanlah seorang nabi, tetapi ia hanyalah rasul penerus risalah Muhammad Saw.

 Sebelum mengupas masalah ini, marilah kita perhatikan dulu firman Allah Swt. sebagai berikut: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS al-Ahzab [33]: 40). Berdasarkan firman Allah Swt. tersebut, dengan sangat terang kita mengetahui bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah penutup para nabi. Artinya, sudah tidak akan ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad Saw. Lalu, bagaimana dengan pengakuan, sebagaimana di atas, bahwa Nabi Muhammad Saw. memang penutup para nabi, namun tugas kerasulan Muhammad belum selesai, sehingga perlu muncul rasul-rasul baru. Orang yang berpikiran demikian, sesungguhnya tidak memahami tentang perbedaan antara nabi dan rasul.

 Seorang nabi adalah orang yang tidak menerima risalah baru, dia hanyalah meneruskan risalah sebelumnya. Dengan adanya firman Allah Swt. dalam surat al-Ahzab ayat 40 sebagaimana tersebut, berarti sudah tidak ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad Saw. Sedangkan seorang rasul adalah orang yang menerima risalah baru. Kalau ada orang mengaku sebagai rasul, namun tugasnya adalah meneruskan kerasulan Muhammad Saw., ini jelas tidak bisa dipahami. Kalau begitu, sesungguhnya ia mengaku sebagai nabi, padahal Nabi Muhammad Saw. sebagai penutupnya. Namun, ada juga yang tetap mengaku bahwa dirinya adalah seorang nabi, padahal ia juga tahu betul tentang firman Allah dalam surat al-Ahzab tersebut. Ia memahami bahwa makna khatam dalam ayat tersebut adalah “paling sempurna”. Secara bahasa, khatam memang mempunyai tiga arti, yakni “penutup”, “cincin”, dan “paling sempurna”. Dengan memaknakan khatam dalam surat al-Ahzab ayat 40 tersebut sebagai “paling sempurna”, berarti Nabi Muhammad tidak dipahami sebagai penutup para nabi, tetapi nabi yang paling sempurna.

 Dengan demikian, masih mungkin ada lagi nabi yang baru setelah Nabi Muhammad, meskipun tidak sempurna sebagaimana Nabi Muhammad Saw. Sungguh, pemahaman sebagaimana tersebut sama sekali tidak dibenarkan. Karena, Rasulullah Saw. sendiri, sebagai sumber kebenaran utama setelah al-Qur’an, telah bersabda: “Di kalangan umatku akan ada 27 dajjal-dajjal pendusta, di antara mereka ada 4 wanita. Dan saya adalah penutup para nabi dan tidak ada nabi setelahku.” (HR Ahmad). Tegas sekali diyatakan oleh Nabi Muhammad Saw., bahwa “tidak ada lagi nabi setelahku”. Sesungguhnya, penegasan ini adalah jawaban final yang semestinya kita pegang. Keyakinan kita jangan sampai goyah oleh bujuk rayu pemahaman baru bahwa ada lagi nabi dan rasul setelah Nabi Muhammad Saw. Apalagi, kepada orang-orang yang mengaku sebagai nabi atau rasul di era kini, yang katanya mereka telah mendapatkan wahyu dari Malaikat Jibril, atau langsung dari Allah. Jangan Pernah Percaya Sungguh, jangan pernah percaya akan adanya pengakuan nabi baru, sebab pegangan utama kita, yakni al-Qur’an al-Karim, telah jelas-jelas menyampaikan firman Allah Swt. bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah penutup para nabi. Dengan demikian, sama sekali sudah tidak ada kemungkinan untuk adanya nabi dan atau rasul baru setelah Nabi Muhammad Saw.

 Tetapi, memang inilah zaman akhir. Sebuah zaman yang memang sudah diketahui oleh Rasulullah Saw. akan ada pendusta-pendusta yang mengaku sebagai nabi dan rasul. Para pendusta inilah yang bisa juga disebut sebagai dajjal-dajjal kecil yang akan membuka sebuah masa yang nanti Dajjal yang sesungguhnya akan muncul. Orang-orang yang mengaku sebagai nabi dan atau rasul, atau bisa juga disebut sebagai para dajjal atau pendusta, ini jumlahnya akan mencapai angka 30, atau mendekati angka itu, atau bahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad sebagaimana di atas, secara jelas disebutkan jumlahnya ada 27. Bahkan, para pendusta ini tidak hanya muncul dari kalangan laki-laki, dalam hadits tersebut juga menyebut dengan jelas bahwa di antara mereka ada 4 wanita. Saat ini, sudah berapakah jumlah para pendusta itu yang telah muncul; terhitung setelah masa Nabi Muhammad Saw. Memang, belum ditemukan data yang jelas mengatakan jumlahnya sudah sekian, apalagi disertai namanya ini dan itu. Kita tidak tahu, apakah jumlah ini termasuk beberapa orang yang pernah mengaku sebagai nabi dan atau rasul di Indonesia; yang jumlah pengikutnya sampai ratusan, atau bahkan hanya bisa dihitung dengan jari. Kita juga tidak tahu, apakah yang dimaksud Nabi Saw., jumlah pendusta yang mendekati angka 30 itu, apakah hanya yang mempunyai pengikut banyak sekali, ribuan atau puluhan ribu. Namun, yang jelas, dengan mulai seringnya kita melihat kejadian bahwa ada saja orang yang mengaku sebagai nabi dan atau rasul setelah Nabi Muhammad Saw., sungguh ini zaman memang sudah renta. Tanda bahwa Dajjal yang sesungguhnya akan datang telah mulai terpampang di depan mata. Maka, tiada alasan lagi bagi kita untuk tidak memperkuat keimanan dan memperbanyak amal shalih. Atau, dalam sabda Nabi Saw. sebagaimana yang disampaikan oleh an-Nuwas bin Sam’an disebutkan, “Wahai hamba Allah, maka dari itu, kuatkanlah pendirianmu.” Dengan demikian, semoga kita bersama keluarga dapat terhindar dari fitnah Dajjal. Sehingga, kita dapat kembali kepada-Nya dalam keadaan husnul khatimah. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar