PERPUSTAKAAN

Selasa, 19 Juli 2016

MENYATU DENGAN ZAT



Menyatu dengan zat

Metafisika kesatuan ruh akan membawa kita pada pemahaman akan kebersatuan kita dengan setiap butir partikel di alam semesta, mulai yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks kesadaran dan kecerdasannya.

Sebab semua yang tergelar di dalam diri manusia dan di luar dirinya sesunguhnya satu. Gusti dan Kawulo itu satu. Manusia dan alam itu satu. Alam semesta dengan demikian adalah manusia dan manusia adalah alam semesta. Tidak bisa dipisahkan secara metafisis.

Berangkat dari pemahaman ini, maka manusia yang selama ini dikenal telah menjaga jarak dengan alam semesta ( yang sebenarnya dirinya sendiri), perlu untuk meluruskan kembali jati dirinya. Inilah bentuk kesadaran paling ultim yang harusnya dibangkitkan oleh manusia abad modern yang suka merusak lingkungan, suka mengeksploitasi alam. Padahal itu sama saja dengan merusak dirinya sendiri, mengeksploitasi dirinya sendiri.

Ya, manusia modern adalah manusia yang suka meneguk racun yang akhirnya membuat dirinya tewas. Agar kita menjadi bijaksana, kita perlu mengasah sekaligus menggugah kembali kesadaran diri tentang metafisika kesatuan ini. Bahwa aku dan alam semesta hakekatnya adalah satu. Kesadaran diri akan metafisika kesatuan akan membawa kita pada kemanfaatan praktis untuk hidup sehari-hari. Dengan metafisika kesatuan ini, kita diajak untuk menjadi manusia yang paling purba, yang hidup cipta, rasa dan karsanya.

Hidup yang sehidup hidupnya, yang bergerak lincah mengikuti irama alam semesta dengan instink dan nalurinya yang telah lama mati. Pada kesempatan kali ini, kami ingin memaparkan manfaat praktis metafisika kesatuan ini untuk berbagai tujuan dalam bentuk rapal.

Rapal adalah kalimat yang diucapkan saat jiwa berada pada saat kondisi kejiwaan puncak. Kondisi puncak semangat, permohonan, pengharapan. permintaan dan kehendak.

Rapal yang diucapkan dalam kondisi puncak itu akan menyerap energi supranatural yang berada di sekitar kita dan kemudian akan masuk ke tubuh kita. Rapal yang diucapkan asal-asalan dan tanpa kejiwaan puncak tidak akan membawa dampak yang diinginkan. Rapal adalah ajakan pada alam semesta untuk kembali bersahabat, kembali menyatu dalam satu irama, kembali menyatu dalam satu kehendak besar, satu penghormatan, satu sujud kepada Gusti dan kembali menyatu untuk menyadari kediriannya, sekaligus juga menyadari bahwa antara “aku” dan “alam semesta” dan “Gusti” itu secara metafisik sesungguhnya hanya satu. Kalimat lengkap dan sempurna rapalan terdiri dari tiga bagian pokok. Namun tidak selalu diucapkan secara lengkap. Tiga bagian itu adalah

UCAPAN SALAM PENGHORMATAN, PERMOHONAN, dan TERIMA KASIH.

BERSAHABAT DENGAN BUMI Tidurlah di tanah lapang, rumput atau ladang terbuka setiap ada kesempatan baik. Tinggalkan kesibukan harian untuk sejenak mendengarkan apa yang diinginkan bumi pada kita. Arahkan telinga ke bumi dan dengarkan baik-baik apa yang dikatakannya. Namun sebelumnya ucapkan:

BUMI AKU DATANG KEMBALI TERIMALAH AKU MENJADI BAGIAN DIRIMU AKU ADALAH KAU KAU ADALAH AKU KITA MENYATU LAGI ATAS IJIN TUHAN, MOHON KEIKHLASANMU UNTUKKU

Rapalan ini dibaca ketika pikiran tidak tenang, kesepian, atau saat tubuh serta pikiran kita membutuhkan banyak energi……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar