PERPUSTAKAAN

Senin, 25 Juli 2016

KOLEKSI BENDA BERTUAH

Koleksi benda bertuah,
koleksi batu alam bertuah, jual bambu pethuk, keris bertuah dan benda-benda alam aneh bertuah

Tempat Menjual / Memaharkan Benda Pusaka & Hewan Bertuah Memaharkan benda pusaka, benda bertuah & hewan bertuah. Tempat Menjual / Memaharkan Benda Pusaka & Hewan Bertuah.

 Disini merupakan sarana promosi paling tepat untuk mendapatkan calon pembeli /pemahar benda pusaka, benda bertuah & hewan bertuah milik Anda semua. Perkenalkan benda pusaka, benda bertuah & hewan bertuah milik Anda, siapa tau ada yg tertrik dan menawar benda pusaka, benda bertuah & hewan bertuah milik Anda dengan harga yg lumayan mahal. Bagi orang awam mungkin akan menganggap suatu benda pusaka, benda bertuah & hewan bertuah pemberian atau warisan tidak berarti apa-apa atau tidak ada gunanya, namun bagi kolektor /pecinta benda pusaka, benda bertuah & hewan bertuah sangatlah berharga dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu bagi yg mengetahui cara menggunakannya. 

Baiklah langsung saja bagi Anda para pemilik benda pusaka, benda bertuah dan hewan bertuah yg ingin di maharkan / dijual, bisa memperkenalkan dan memamerkan benda pusaka milik Anda disini, jangan lupa meninggalkan kontak yg jelas dan lengkap agar lebih memudahkan para calon pembeli / pemahar menghubungi Anda untuk proses pemaharan / jual beli. 

Silahkan promosikan benda pusaka, benda bertuah dan hewan bertuah milik Anda pada komentar dibawah ini. Semoga sukses dan blog ini bisa berguna serta bermanfaat sehingga bisa memberi keuntungan bagi kita semua, amin.

MITOLOGI PASARAN DAN HARI

Mitologi Pasaran dan Hari

Sejak dahulu orang Jawa telah mempunyai “perhitungan“( petung Jawa ) tentang pasaran, hari, bulan dan lain sebagainya.Perhitungan itu meliputi baik buruknya pasaran, hari, bulan dan lain sebagainya.

Khusus tentang hari dan pasaran terdapat di dalam mitologi sebagai berikut :

 1.Batara Surya ( Dewa Matahari ) turun ke bumi menjelma menjadi Brahmana Raddhi di gunung tasik.

Ia menggubah hitungan yang disebut Pancawara ( lima bilangan ) yang sekarang disebut Pasaran yakni : Legi, Paing, Pon, Wage dan Kliwon

nama kunonya : Manis, Pethak ( an ) Abrit ( an ) Jene ( an ) Cemeng ( an ), kasih. ( Ranggowarsito R.NG.I : 228 )

2.Kemudian Brahmana Raddhi diboyong dijadikan penasehat Prabu Selacala di Gilingwesi sang Brahmana membuat sesaji, yakni sajian untuk dewa-dewa selama 7 hari berturut-turut dan tiap kali habis sesaji, hari itu diberinya nama sebagai berikut

a. Sesaji Emas, yang dipuja Matahari. Hari itu diberinya nama Radite, nama sekarang : Ahad.
b. Sesaji Perak, yang dipuja bulan. Hari itu diberinya nama : Soma, nama sekarang : Senen.
c. Sesaji Gangsa ( bahan membuat gamelan, perunggu ) yang dipuja api, hari itu diberinya nama : Anggara, nama sekarang Selasa.
d. Sesaji Besi, yang dipuja bumi, hari itu diberinya nama : buda, nama sekarang : Rebo.
e. Sesaji Perunggu, yang dipuja petir. Hari itu diberinya nama : Respati, nama sekarang : Kemis.
f. Sesaji Tembaga, yang dipuja Air. Hari itu diberinya nama : Sukra, nama sekarang : Jumat
g. Sesaji Timah, yang dipuja Angin. Hari itu diberinya nama : Saniscara disebut pula : Tumpak, nama sekarang : Sabtu.

Nama sekarang hari-hari tersebut adalah nama hari-hari dalam Kalender Sultan Agung, yang berasal dari kata-kata Arab ( Akhad, Isnain, Tslasa, Arba’a, Khamis, Jum’at, Sabt )

 nama-nama sekarang itu dipakai sejak pergantian Kalender Jawa – Asli yang disebut Saka menjadi kalender Jawa / Sultan Agung yang nama ilmiahnya Anno Javanico ( AJ ).

Pergantian kalender itu mulai 1 sura tahun Alip 1555 yang jatuh pada 1 Muharam 1042 = Kalender masehi 8 Juli 1633.

Itu hasil perpaduan agama Islam dan kebudayaan Jawa. Angka tahun AJ itu meneruskan angka tahun saka yang waktu itu sampai tahun 1554, sejak itu tahun saka tidak dipakai lagi di Jawa, tetapi hingga kini masih digunakan di Bali.

Rangkaian kalender saka seperti : Nawawara ( hitungan 9 atau pedewaan ) Paringkelan ( kelemahan makhluk ) Wuku ( 30 macam a’7 hati, satu siklus 210 hari ) dll.

Dipadukan dengan kalender Sultan Agung ( AJ ) tersebut, keseluruhan merupakan petungan ( perhitungan ) Jawa yang dicatat dalam Primbon. Dikalangan suku Jawa, sekalipun di lingkungan kaum terpelajar, tidak sedikit yang hingga kini masih menggunakannya ( baca : mempercayai ) primbon.

Sadulur Papat Kalima Pancer Hitungan Pasaran yang berjumlah lima itu menurut kepercayaan Jawa adalah sejalan dengan ajaran “ Sedulur papat, kalima pancer “ empat saudara sekelahiran, kelimanya pusat. Ajaran ini mengandung pengertian bahwa badan manusia yang berupa raga, wadag, atau jasad lahir bersama empat unsur atau roh yang berasal dari, tanah, air, api dan udara. Empat unsur itu masing-masing mempunyai tempat di kiblat empat. Faktor yang kelima bertempat di pusat, yakni di tengah.

 Lima tempat itu adalah juga tempat lima pasaran, maka persamaan tempat pasaran dan empat unsur dan kelimanya pusat itu adalah sebagai berikut :

1. Pasaran Legi bertempat di timur, satu tempat dengan unsur udara, memancarkan sinar ( aura ) putih.
2. Pasaran Paing bertempat di selatan, salah satu tempat dengan unsur Api, memancarkan sinar merah.
3. Pasaran Pon bertempat di barat, satu temapt dengan unsur air, memancarakan sinar kuning.
4. Pasaran Wage bertempat di utara, satu tempat dengan unsur tanah, memancarkan sinar hitam
5. Kelima di pusat atau di tengah, adalah tempat Sukma atau Jiwa, memancarkan sinar manca warna ( bermacam-macam )

 Dari ajaran sadulur papat, kalima pancer dapat diketahui betapa pentingnya Pasaran Kliwon yang tempatnya ditengah atau pusat ( sentrum ) tengah atau pusat itu tempat jiwa atau sukma yang memancarkan daya – perbawa atau pengaruh kepada “ Sedulur Papat atau Empat Saudara ( unsur ) sekelahiran.

Satu peredaran “ Keblat papat kalima pancer “ itu dimulai dari timur berjalan sesuai dengan perputaran jam dan berakhir di tengah ( pusat ) Peta dari jalannya dapat digambarkan sebagai berikut :

menep ing rahsa sateleng kalbu amatek cipta ambasuh sukma sumunaring raga ambudidaya Nora iguhing palena pikir imaningsun anuju dhat luhur Nembah asaling muasal oncat hawa lereming asepi

Budaya Djawa Mari kita mengutip satu tembang Jawa

Tak uwisi gunem iki saya akhiri pembicaraan ini Niyatku mung aweh wikan saya hanya ingin memberi tahu Kabatinan akeh lire kabatinan banyak macamnya Lan gawat ka liwat-liwat dan artinya sangat gawat Mulo dipun prayitno maka itu berhati-hatilah Ojo keliru pamilihmu Jangan kamu salah pilih Lamun mardi kebatinan kalau belajar kebatinan Tembang ini menggambarkan nasihat seorang tua (pinisepuh) kepada mereka yang ingin mempelajari kabatinan cara kejawen.

Kiranya perlu dipahami bahwa tujuan hakiki dari kejawen adalah berusaha mendapatkan ilmu sejati untuk mencapai hidup sejati, dan berada dalam keadaan harmonis hubungan antara kawula (manusia) dan Gusti(Pencipta) ( jumbuhing kawula Gusti )/pendekatan kepada Yang Maha Kuasa secara total. Keadaan spiritual ini bisa dicapai oleh setiap orang yang percaya kepada Tuhan, yang mempunyai moral yang baik, bersih dan jujur. beberapa laku harus dipraktekkan dengan kesadaran dan ketetapan hati yang mantap.

Pencari dan penghayat ilmu sejati diwajibkan untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi semua orang serta melalui kebersihan hati dan tindakannya. Cipta, rasa, karsa dan karya harus baik, benar, suci dan ditujukan untuk mamayu hayuning bawono.
Ati suci jumbuhing Kawulo Gusti – hati suci itu adalah hubungan yang serasi antara Kawulo dan Gusti, kejawen merupakan aset dari orang Jawa tradisional yang berusaha memahami dan mencari makna dan hakekat hidup yang mengandung nilai-nilai.

 Dalam budaya jawa dikenal adanya simbolisme, yaitu suatu faham yang menggunakan lambang atau simbol untuk membimbing pemikiran manusia kearah pemahaman terhadap suatu hal secara lebih dalam.Manusia mempergunakan simbol sebagai media penghantar komunikasi antar sesama dan segala sesuatu yang dilakukan manusia merupakan perlambang dari tindakan atau bahkan karakter dari manusia itu selanjutnya.

Ilmu pengetahuan adalah simbol-simbol dari Tuhan, yang diturunkan kepada manusia, dan oleh manusia simbol-simbol itu ditelaah dibuktikan dan kemudian diubah menjadi simbol-simbol yang lebih mudah difahami agar bisa diterima oleh manusia lain yang memiliki daya tangkap yang berberda-beda.

Biasanya sebutan orang Jawa adalah orang yang hidup di wilayah sebelah timur sungai Citanduy dan Cilosari. Bukan berarti wilayah di sebelah barat-nya bukan wilayah pulau Jawa.

Masyarakat Jawa adalah masyarakat yang menjunjung tinggi rasa kekeluargaan dan suka bergotong royong dengan semboyannya “saiyeg saekoproyo “ yang berarti sekata satu tujuan.

Kisah suku Jawa diawali dengan kedatangan seorang satriya pinandita yang bernama Aji Saka, sampai kemudian satriya itu menulis sebuah sajak yang kemudian sajak tersebut diakui menjadi huruf jawa dan digunakan sebagai tanda dimulainya penanggalan tarikh Caka.

 Kejawen adalah faham orang jawa atau aliran kepercayaan yang muncul dari masuknya berbagai macam agama ke jawa.

Kejawen mengakui adanya Tuhan Gusti Allah tetapi juga mengakui mistik yang berkebang dari ajaran tasawuf agama-agama yang ada.

Tindakan tersebut dibagi tiga bagian yaitu
tindakan simbolis dalam religi,
tindakan simbolis dalam tradisi dan tindakan simbolis dalam seni.

Tindakan simbolis dalam religi, adalah contoh kebiasaan orang Jawa yang percaya bahwa Tuhan adalah zat yang tidak mampu dijangkau oleh pikiran manusia, karenanya harus di simbolkan agar dapat di akui keberadaannya misalnya dengan menyebut Tuhan dengan Gusti Ingkang Murbheng Dumadi, Gusti Ingkang Maha Kuaos, dan sebagainya.

Tindakan simbolis dalam tradisi dimisalkan dengan adanya tradisi upacara kematian yaitu medoakan orang yang meninggal pada tiga hari, tujuh hari, empatpuluh hari, seratus hari, satu tahun, dua tahun ,tiga tahun, dan seribu harinya setelah seseorang meninggal ( tahlhilan ).

Dan tindakan simbolis dalam seni dicontohkan dengan berbagai macam warna yang terlukis pada wajah wayang kulit; warna ini menggambarkan karakter dari masing-masing tokoh dalam wayang.

Perkembangan budaya jawa yang mulai tergilas oleh perkembangan teknologi yang mempengaruhi pola pikir dan tindakan orang jawa dalam kehidupan. Maka orang mulai berfikir bagaimana bisa membuktikan hal gaib secara empiris tersebut dengan menggunakan berbagai macam metode tanpa mengindahkan unsur kesakralan.

Bahkan terkadang kepercayaan itu kehilangan unsur kesakralannya karena dijadikan sebagai obyek exploitasi dan penelitian. Kebiasaan orang Jawa yang percaya bahwa segala sesuatu adalah simbol dari hakikat kehidupan, seperti syarat sebuah rumah harus memiliki empat buah soko guru (tiang penyangga) yang melambangkan empat unsur alam yaitu tanah, air, api, dan udara, yang ke empatnya dipercaya akan memperkuat rumah baik secara fisik dan mental penghuni rumah tersebut.

Namun dengan adanya teknologi konstruksi yang semakin maju, keberadaan soko guru itu tidak lagi menjadi syarat pembangunan rumah.
Dengan analisa tersebut dapat diperkirakan bagaimana nantinya faham simbolisme akan bergeser dari budaya jawa. Tapi bahwa simbolisme tidak akan terpengaruh oleh kehidupan manusia tapi kehidupan manusialah yang tergantung pada simbolisme. Dan sampai kapanpun simbolisme akan terus berkembang mengikuti berputarnya sangkakala.

Neptu Hari

Minggu Pon : 12
Senin Pon : 11
Selasa Pon : 10
Rabu Pon : 14
Kamis Pon : 15
Jum’at Pon : 13
Sabtu Pon : 16
Minggu Kliwon : 13
Senin Kliwon : 12
Selasa Kliwon : 11
Rabu Kliwon : 15
Kamis Kliwon : 16
Jum’at Kliwon : 14
Sabtu Kliwon : 17
Minggu Pahing : 14
Senin Pahing : 13
Selasa Pahing : 12
Rabu Pahing : 16
Kamis Pahing : 17
Jum’at Pahing : 15
Sabtu Pahing : 18
Minggu Wage : 9
Senin Wage : 8
Selasa Wage : 7
Kamis Wage : 12
Jum’at Wage : 10
Sabtu Wage : 13
Minggu Legi : 10
Senin Legi : 9
Selasa Legi : 8
Rabu Legi : 12
Kamis Legi : 13
Jum’at Legi : 11
Sabtu Legi : 14

Pembuatan Nama Neptu hari :

Mingggu : 5
Senin : 4
Selasa : 3
Rabu : 7
Kamis : 8
Jum’at : 6
Sabtu : 9

Neptu Huruf sbb :

Ha 1, Na 2, Ca 3, Ra 4, Ka 5, Da 6, Ta 7, Sa 8, Wa 9, La 10, Pa 11, Dha 12, Ja 13, Ya 14, Nya 15, Ma 16, Ga 17, Ba 18,Tha 19, Nga 20

Neptu Pasaran :

Pon 7,
Wage 4,
Kliwon 8,
legi 5,
Pahing 9

Jumlahkan Neptu Weton ( hari dan pasaran ) dengan Neptu Huruf nama.

Dari penjumlahan dikurangi lima-lima.
Contoh :
1. Kelahiran Jum,at Legi
2. Nama Sutoyo = S 8, T 7, Y 14 = 29 Penjumlahan 11+29 = 40 dikurangi lima-lima habis

Arti Sebuah Nama
1. Sri : Artinya selamat dan banyak rejekinya
2. Lungguh : Berkedudukan baik dan berpangkat
3. Gedhong : Kelak dapat berhasil dan kaya
4. Lara : Selalu menderita dan sakit-sakitan
5. Pati : Kelak akan menderita, tidak berumur panjang Perjodohan

 Neptu huruf :
 Ha = 6 Na = 3 Ca = 3 Ra = 3 Ka = 3 Da = 5 Ta = 3 Sa = 3 Wa = 6 La = 5 Pa = 1 Dha = 4 Ja = 3 Ya = 8 Nya = 3 Ma = 5 Ga = 1 Ba =2 Tha = 4 Nga = 2

Caranya dengan menjumlahkan nama calon pengantin pria dan wanita ambil huruf hidupnya saja
Contoh : Waluyo : W =6 L = 5 Y =8 = 19 Prihatini : P = 1 H = 6 T =3 N =3 = 13 19 + 13 = 32 dikurangi tujuh – tujuh ( 4 )

Hitungan Sisa sbb :
1. Tunggak Tan Semi : Sengsara selama menjadi pasangan
2. Pisang Pinugel : Cerai
3. Lumbung Gumulang : Melarat seumur hidup, boros
4. Sanggar Waringin : Menjadi pengoyom dan kaya
5. Pedaringan Kebak : Selalu dalam kecukupan, dan menjadi pelindung
6. Satria Lelaku : Harus berdagang dan bisa terhormat
7. Pandhita Mukti : Bahagia, tentram selamanya

Hitungan lain sbb :

1. Pisang Pinunggel : Mati, artinya bila punya anak lelaki, ayahnya yang meninggal, bila punya anak wanita maka ibunya yang akan meninggal lebih dulu.
2. Sanggar Waringin : Mendapat keteduhan ( tentram dan bahagia )
3. Gedhong Rembulan : Cepat Kaya, tetapi sering tertipu
4. Bale Kedhawang : Menakutkan ,selalu gelisah
5. Liman Plasungan : Gajah sering lepas, bila punya anak sesudah besar akan meninggal
6. Warak Pangrungruman : Pandai mencari simpati, gampang cari rejeki, tetapi tidak pandai menyimpannya
7. Garangan Macan : Pandai cari uang tapi sering tertipu

Menghitung Hari Cth : 12 April 1974

1. Tahun diambil dua angka belakang 74
2. Tahun 74 : 4 18
3. Angka Bulan 4
4. Tanggal 12 + Jumlah 108 6- Sisa 102 : 7 =4 ( Jum’at)

Menghitung Pasaran
1. Tahun 74 : 4 = 18
2. Angka bulan = 4
3. Tanggal = 12+ Jumlah = 34 2- Sisa 32 : 5 =2 ( legi )

Hari Pernikahan Hitungan Neptu hari dan pasaran, ketika acara berlangsung dan dikurangi tujuh-tujuh, jumlahnya adalah jawaban keadaan pengantin dikemudian hari.

Bila sisanya sbb :

1. Wasesa Segara : Luas pandangan hidupnya, sangat berwibawa
2. Tunggak semi : Banyak anak tetapi sering sakit-sakitan
3. Satria Wibawa : Selalu mendapat keberuntungan dan dapat kaya
4. Sumur Sinaba : Selalu menjadi pengayoman, menolong orang
5. Satria Wirang : Selalu sengsara, melarat
6. Bumi Kapetak : Selalu tersisih, tetapi dapat simpan harta
7. Lebu Katiup Angin : Selalu kekurangan, selalu pindahrumah, dan sering pindah kerjaan dan kehidupannya tidak menentu

Hitungan lainnya : Jumlahkan Neptu hari dan pasaran kedua calon pengantin dan kurangi empat-empat,

 kalau sisanya ssb :
1. Gentho : Sulit mendapatkan anak
2. Gembili : Banyak anaknya
3. Sri : Banyak rejekinya
4. Punggel : Salah satu mati muda

Mendirikan Rumah Jumlah Neptu hari dan pasaran ketika akan mendirikan rumah/membangun rumah, dari jumlah itu dikurangi lima-lima,

bila sisanya :

1. Kerta : Mendapat kejayaan
2. Yasa : Mendapat Kejayaan
3. Candi : Mendapat keberuntungan
4. Rogoh : Sering kemasukan pencuri
5. Sempoyong : Sering pindah rumah

Pindah Rumah Jumlahkan Neptu hari dan pasaran pada hari saat mau pindah rumah, jumlahnya dikurangi enam-enam,

bila sisanya sbb:
1. Pitutur : Banyak kesulitan
2. Demang Kandhuruwan : Sering menderita sakit
3. Satria Pinayungan : Banyak yang memuji dan terhormat
4. Mantri Sinaroja : Disenangi tetangga dan orang banyak
5. Macan Ketawan : Sering bertengkar dan digugat
6. Nuju Pati : Serig menderita dan selalu sedih

Neptu dan hari pasaran yang dipakai sbb :

Jum’at 1,
Sabtu 2,
Ahad 3,
Senin 4,
Selasa 5,
Rabu 6,
Kamis 7.

Kliwon 1,
Legi 2,
Paing 3,
Pon 4,
Wage 5

 Hitungan lain : Jumlah Neptu hari dan pasaran dikurangi empat-empat,

 bila sisa sbb :

1. Kerta, dihormati oleh tetangga
2. Yasa, Tentram dan tenang hidupnya
3. Rogoh, Sering didatangi pencuri
4. Sempoyong, Sering pindah rumah

 Bila jumlah Neptunya sbb :

Jumlah Neptu Weton Menghadap ke

7 Utara atau Timur
8 Utara atau Timur
9 Selatan atau Timur
10 Selatan atau Barat
11 Barat
12 Utara atau Barat
13 Utara atau Timur
14 Selatan atau Timur
15 Barat
16 Barat
17 Utara atau Barat
18 Utara atau Timur

 Kelemahan Naga No Hari/ Pasaran Kedudukan Tidur Bangun Lengah Naga

1 Minggu Pon Timur Laut 09.00 00.00 10.00 – 22.00
2 Senin Wage Barat Laut 08.00 23.00 09.00 – 22.00
3 Selasa Kliwon Timur 12.00 16.00 13.00 – 15.00
4 Rabu Legi Timur Laut 08.00 23.00 09.00 – 22.00
5 Kamis Pahing Timur Laut 08.00 15.00 09.00 – 15.00
6 Jum’at Pon Barat Laut 11.00 00.00 12.00 – 23.00
7 Sabtu Wage Barat Laut 08.00 00.00 19.00 – 23.00
8 Minggu Kliwon Barat Laut 09.00 00.00 10.00 – 22.00
9 Senin Legi Barat daya 08.00 23.00 09.00 – 22.00
10 Selasa Pahing Timur Laut 12.00 16.00 13.00 – 16.00
11 Rabu Pon Barat Daya 08.00 23.00 09.00 – 22.00
12 Kamis Wage Timur Laut 08.00 15.00 09.00 – 14.00
13 Jum’at Kliwon Barat Daya 11.00 00.00 12.00 – 23.00
14 Sabtu Legi Barat Daya 08.00 00.00 09.00 – 23.00
15 Minggu Pahing Barat Daya 09.00 00.00 10.00 – 23.00
16 Senin Pon Timur 08.00 23.00 09.00 – 22.00
17 Selasa Wage Timur Laut 12.00 16.00 13.00 – 15.00
18 Rabu Kliwon Tenggara 08.00 23.00 09.00 – 22.00
19 Kamis Legi Barat Laut 08.00 16.00 09.00 – 15.00
20 Jum’at Pahing Tenggara 11.00 00.00 12.00 – 23.00
21 Sabtu Pon Timur 08.00 00.00 09.00 – 23.00
22 Minggu Wage Barat Daya 09.00 00.00 10.00 – 23.00
23 Senin Kliwon Timur Laut 08.00 23.00 09.00 – 22.00
24 Selasa Legi Barat Laut 12.00 16.00 13.00 – 15.00
25 Rabu Pahing Timur 08.00 23.00 09.00 – 22.00
 26 Kamis Pon Tenggara 08.00 15.00 09.00 – 14.00
27 Jum’at Wage Tenggara 11.00 00.00 12.00 – 23.00
28 Sabtu Kliwon Timur Laut 08.00 00.00 09.00 – 23.00
29 Minggu Legi Tenggara 09.00 00.00 10.00 – 23.00
30 Senin Pahing Barat Laut 08.00 23.00 09.00 – 22.00
31 Selasa Pon Tenggara 12.00 16.00 13.00 – 15.00
32 Rabu Wage Timur 08.00 23.00 09.00 – 22.00
 33 Kamis Kliwon Timur 08.00 23.00 09.00 – 22.00
 34 Jum’at Legi Timur 11.00 00.00 12.00 – 23.00
35 Sabtu Pahing Timur 08.00 00.00 09.00 – 23.00

Penjelasan Kedudukan Sang Naga Apabila dihitung Neptu hari da pasarannya sbb :

7, 12, 17 : Naga berada di Timur Laut
8, 13 : Naga berada di Barat Laut
9, 14 : Naga berada di Barat Daya
10, 15 : Naga berada di Tenggara
11, 16, 18 : Naga berada di Timur

Rotasi Waktu Pancaran Daya Rotasi
 Jam Malam
18.00-20.00
20.00-21.00
21.00-23.00
23.00-01.00
01.00-03.00
03.00-04.00
04.00-06.00

Siang
06.00-08.00
08.00-09.00
09.00-11.00
11.00-13.00
13.00-15.00
15.00-16.00
16.00-18.00

 Hari

Minggu Kuning Hitam Hijau Putih Merah Putih Merah
Senin Hitam Hijau Putih Merah Putih Merah Kuning
Selasa Hijau Putih Merah Putih Merah Kuning Hitam
Rabu Putih Merah Putih Merah Kuning Hitam Hijau
Kamis Merah Putih Merah Kuning Hitam Hijau Putih
Jum’at Putih Merah Kuning Hitam Hijau Putih Merah
Sabtu Merah Kuning Hitam Hijau Putih Merah Putih

Pasaran

Pon Kuning Hitam Hijau Putih Merah Kuning Hitam
Wage Hitam Hijau Putih Merah Kuning Hitam Hijau
Kliwon Hijau Putih Merah Kuning Hitam Hijau Putih
Legi Putih Merah Kuning Hitam Hijau Putih Merah Paing Merah Kuning Hitam Hijau Putih Merah Kuning

 Kuning : Ego, Harga Diri, Kederajatan Hitam : Lumawah, nafsu, kebendaan, uang

Hijau : Kasih sayang, Mulhimah, nafsu ingin tahu

Putih : Kesucian, Kepandhitaan, Spiritual, Diam

Merah : Amarah keserakahan, galak, dan pemberani

Membuka suatu usaha  warnanya hitam-hitam ( banyak uang )
Membuka kantor : waktunya adalah kuning-kuning ( sukses )
Membuka Badan Sosial :
Warnanya hijau putih( kasih dan suci ) Mendirikan sesuatu bersifat keamanan : Merah-merah ( wibawa )

Bawana Ageng dan Bawana Alit

1. Warna Kuning berada di Paru-paru, hari Minggu pasaran Pon
2. Warna Hitam berada di Perut, hari Senin pasaran Wage
3. Warna Hijau berada di Jantung, hari Selasa pasaran Kliwon
4. Warna Putih berada di Buah Pinggang, hari Rabu pasaran Legi
5. Warna Merah berada di Hati/Lever, hari Kamis pasaran Paing
6. Warna Putih berada di Ginjal, hari Jum’at pasaran Legi
 7. Warna Merah berada di Hati ( perut bgn kanan ), hari Sabtu pasarannya Paing

 Mengetahui Jalannya Hitungan Hari Mingguan

Bila hari “Ahad” hitungannya bertemu “lima”, utara tempatnya , rupanya kelabu dan Nabinya Nuh
Bila hari “ Senin” hitungannya bertemu “empat” penghidupannya selatan, rupanya kuning, Nabinya Musa
Bila hari “Selasa” hitungannya bertemu “tiga” penghidupannya selatan barat, rupanya merah kuning, Nabinya Isa
Bila hari “Rabu” hitungannya bertemu “tujuh” penghidupannya selatan timur, rupanya hitam putih, Nabinya Ibrahim
Bila hari “Kamis” hitungannya bertemu “delapan” penghidupannya di timur persis, rupanya merah, Dewi Fatimah
Bila hari “Jum’at” hitungannya bertemu “enam” penghidupannya di barat persis, rupanya hitam, Nabinya Muhammad
Bila hari “Sabtu” hitungannya bertemu “Sembilan” penghidupannya utara barat, rupanya putih, Nabinya Yusuf

Mengetahui Jalannya Hitungan Hari Pasaran

Bila hari “Legi”

 hitungannya bertemu “lima”, timur tempatnya, rupanya putih, kotanya selaka, lautnya santan kelapa, burungnya bangau, kayunya sekar petak, wayangnya Narada

Bila hari “Pahing”
hitungannya bertemu “sembilan” selatan tempatnya, rupanya merah, kotanya tembaga, lautnya darah, burungnya kuning, kayunya ingas, wayangnya Batara Brahma

Bila hari “Pon”
hitungannya bertemu “tujuh” , barat tempatnya, rupanya kuning, kotanya kencana, lautnya madu, burungnya kepodang, kayunya kemuning wayangnya Batara Kamajaya

Bila hari “ Wage”
hitungannya bertemu “empat” utara tempatnya, rupanya hitam, kotanya besi, lautnya nila, burungnya dandang, kayunya telasih, wayangnya batara Wisnu

Bila hari “Kliwon”
hitungannya bertemu “delapan” tengah persis tepatnya, rupanya ada putih ada merah, ada kuning majupat, kotanya selaka, tembaga, kencana, besi, lautnya majupat timur santan kelapa, selatan darah, barat madu, utara nila sedangkan burungnya bayan dengan ules bermacam-macam.

Pertemuan Hari Pasaran

Bila bertemu “Tujuh” maka itu jelasnya Bumi

Bila bertemu “ Delapan “ maka itu jalannya Api

Bila bertemu “Sembilan” maka itu jalannya ‘Arsy empat

Bila bertemu “Sebelas” maka itu jalannya Bunga

Bila bertemu “ Duabelas” maka itu jalannya Syetan

Bila bertemu “ Tigabelas” maka itu jalannya Bintang

Bila bertemu “ Empatbelas” maka itu jalannya Bulan

Bila bertemu “Limabelas” maka itu jalannya Matahari

Bila bertemu “ Enambelas” maka itu jalannya Air

Bila bertemu “Tujuhbelas” maka itu jalannya Bumi

Bila bertemu “Delapanbelas” maka itu jalannya Api

 Masalah Hari untuk mencari Sandang Pangan

Bila hari Jum’at Kliwon, maka sandang berada di barat , pangan di selatan, sakit berada di selatan

Bila hari Sabtu Legi, maka sandang berada di selatan , pangan dan sakit di barat, pati berada di Timur

Bila hari Ahad Pahing, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan timur, pati berada di utara

Bila hari Senen Pon, maka sandang berada di utaras , pangan di selatan, sakit berada di timur dan pati di barat

Bila hari Selasa Wage, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur, pati berada di barat

Bila hari Rabu Kliwon, maka sandang berada di utara , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di selatan

Bila hari Kamis Legi, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara

Bila hari Jum’at Pahing, maka sandang berada di barat , pangan di barat, sakit dan pati berada di selatan

Bila hari Sabtu Pon, maka sandang berada di selatan , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di utara

Bila hari Ahad Wage, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan, dan pati di utara

Bila hari Senen Kliwon, maka sandang berada di selatan , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di utara

Bila hari Selasa Legi, maka sandang berada di utara , pangan di selatan, sakit berada di timur dan pati di utara

Bila hari Rabu Pahing, maka sandang berada di utara , pangan di barat, sakit berada di timur dan pati di selatan

Bila hari Kamis Pon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara

Bila hari Jum’at Wage, maka sandang berada di barat , pangan di selatan, sakit berada di utara dan pati di timur

Bila hari Sabtu kliwon, maka sandang berada di selatan , pangan di barat, sakit berada di timur dan pati di utara

Bila hari Ahad Legi, maka sandang berada di timur , pangan dan sakit berada di utara dan pati di selatan

Bila hari Senen Pahing, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati di utara

Bila hari Selasa Pon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, pati berada di utara

Bila hari Rabu Wage, maka sandang berada di utara , pangan di barat, sakit berada di timur dan pati di barat

Bila hari kamis Kliwon, maka sandang berada di timur , pangan di selatan, sakit berada di barat dan pati di utara

Bila hari Jum’at Legi, maka sandang dan pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara

Bila hari Sabtu Pahing, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati barat

Bila hari Ahad Pon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati utara

Bila hari Senen Wage, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati barat

Bila hari Selasa Kliwon, maka sandang berada di selatan , pangan di timur, sakit berada di barat dan pati di utara

Bila hari Rabu Legi, maka sandang berada di utara , pangan di selatan, sakit berada di barat dan pati di timur

Bila hari Kamis Pahing, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara

Bila hari Jum’at Pon, maka sandang berada di barat , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara

Bila hari Sabtu Wage, maka sandang berada dan pangan di selatan, sakit berada di timur dan pati di barat

Bila hari Ahad Kliwon, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara

Bila hari Senen Legi, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di timur dan pati barat

Bila hari Selasa Pahing, maka sandang berada di selatan , pangan di utara, sakit berada di barat dan pati di timur

Bila hari Rabu Pon, maka sandang berada di utara , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara

Bila hari kamis Wage, maka sandang berada di timur , pangan di barat, sakit berada di selatan dan pati di utara

Masalah waktu mencari rejeki

Bila hari ahad pagi, rizki besar hingga tengah hari, dari tengah hari hingga terbenan matahari rizki kecil

Bila hari senin pagi rizki kecil hingga tengah hari, dari tengah hari hingga terbenan matahari rizki besar

Bila hari selasa pagi, rizki condong ke timur, kala tengah hari hingga waktu ashar rahayu

Bila hari rabu pagi kala condong ke timur rizki kecil, tengah hari lingsir ke barat rahayu, ashar rizki besar

Bila hari kamis pagi rahayu, lingsir ke timur rizki besar, kala tengah hari rizki kecil, dari barat hingga ashar rahayu

Bila hari jum’at pagi kala lingsir ke timur rizki kecil, dari lingsir kebarat hingga ashar rahayu

Bila hari sabtu pagi lingsir ke timur rizki kecil, kala lingsir ke barat riski besar

Na’asnya Hari Dalam 12 bulan, ada tiga bulan sekali terdapat hari na’as dan 3 bulan sekali yang terdapat hari na’as itu ialah :

Bila bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulqaidah, na’asnya pada hari jum’at Bila bulan Dzul Hijjah, Muharam dan Safar, na’asnya jatuh pada hari sabtu dan ahad

Bila bulan Robi’ul awal, Rajab dan Sya’ban, na’asnya jatuh pada hari rabu dan kamis

Bila bulan Rabi’ul awal, Rabi’ul akhir dan Jumadil awal, na’asnya jatuh pada hari Senen dan selasa Ini dinamakan “ Jati Ngarang” maka berhati-hati dalam bercocok tanam, bepergian atau mendirikan rumah atau kegiatan lainnya karena bisa membawa celaka atau terkena cobaan.

Untuk membangun rumah yang paling baik adalah pada bulan Safar, Rabi’ul Akhir dan Sya’ban Pranata Mangsa

Untuk mengetahui peralihan musim, yang dibagi dalam 12 masa yang merupakan peristiwa yang perlu diberikan tanda, baik untuk memprediksi masa depan , kelahiran seseorang, bercocok tanam maupun perjalanan

Kasa (1)

Berotasi selama :41 hari (23 juni – 2 agustus )
Dewanya : Bathara Antaboga
Candra : ratna jatuh dari tatahan
Tanda-tanda : musim kemarau, pohon-pohon tidak berdaun, mulai palawija, belalang bertelur, matahari digaris utama menuju selatan dana ngin bertiup dari timur laut ke barat daya Watak kelahiran : bertabiat suka menolong orang Sifat : sedang, labil Batu : Jamrud, onix, mata kucing Warna : hitam, merah
bunga : melati, gardena dan sedap malam

Karo (2)

Berotasi selama : 23 hari (3 agustus – 25 agustus)
Dewanya : Bathari Sakri Candra : Tanah yang retak
Tanda-tanda : Musim kemarau, tanah terbelah karena kering, tanaman palawija harus dapat air, pohon kapuk dan mangga keluar daun mudanya. Matahari bergeser dari utara ke selatan, angina bertiup dari barat laut ke barat daya
Watak kelahiran : bertabiat jorok
Sifat : aktif tapi roboh
Batu : ruby, topas, berlian dan turmalin Warna : hitam, jambon
Bunga : melati, lely dan anggrek

Katiga (3)

1. Berotasi selama : 23 hari (26 agustus – 18 september)
2. Dewanya : Bathara kamajaya
3. Candra : anak menuruti ayah
4. Tanda-tanda : musim kemarau, mulai tumbuh ubi, gadung bangsa temu, bumbu, mulai memetik palawija. Matahari dari utara masuk garis kathulistiwa, angina bertiup dari utara ke selatan
5. Watak kelahiran : bertabiat kikir
6. Sifat : disenangi orang lain
7. Batu : pink, giok dan akik
8. Warna : kuning, hijau
9. Bunga : melati, lely dan anggrek

Kapat (4)

1. Berotasi selama : 25 hari (19 september -13 oktober)
2. Dewanya : Bhatara Asmara
3. Candra : pancuran emas berhamburan di bumi
4. Tanda-tanda : musim labuh, memasuki musim hujan, sumur kering, pohon kapukberbuah, burung manyar membuat sarang,. Matahari di garis khatulistiwa, angina bertiup dari barat laut ke tenggara
5. Watak kelahiran : bertabiat serba baik 6. Sifat : rapi, senang menolong
7. Batu : Opal, berlian, mirah dan merjan 8. Warna : biru, merah anggur
9. Bunga : melati, anggrek dan gladiol

Kalima (5)

1. Berotasi selama : 27 hari (14 oktober – 9 nopember)
2. Dewanya : Bhatara Asmara
3. Candra : pancuran emas berhamburan di bumi
4. Tanda-tanda : musim labuh, memasuki musim hujan, sumur kering, pohon kapuk berbuah, burung manyar membuat sarang,. Matahari di garis khatulistiwa ke selatan, angina bertiup dari barat laut ke tenggara
5. Watak kelahiran : bertabiat suka mencela
6. Sifat : banyak bicara dermawan
7. Batu : topaz, kalimaya dan aquamarine
8. Warna : merah, putih
9. Bunga : melati, anggrek dan gardena

Kanem (6)

1. Berotasi selama : 43 hari ( 10 nopember – 22 desember )
2. Dewanya : Bhatara Guru
3. Candra : pancuran emas berhamburan di bumi
4. Tanda-tanda : Musim hujan, musim buah mangga, rambutan, dan mulai membajak sawah. Matahari bergeser lagi ke selatan angina kencang dari abart ke timur
5. Watak kelahiran : tajam otaknya/ cerdas
6. Sifat : cerdas sombong
7. Batu : intan, safir dan nilam
8. Warna : hijau, merah jambu
9. Bunga : melati suplir, lely dan mawar merah

Kapitu (7)

1. Berotasi selama : 43 hari (23 desember – 3 februari
2. Dewanya : Bhatara Indra
3. Candra : bisa terbang tertiup angin
4. Tanda-tanda : musim penyakit, banjir, angina besar, mulai tanam pagi. Matahari berada di posisi sebelah selatan, angina kencang dari barat, tak tentu arah
5. Watak kelahiran : bertabiat sedang,
6. Sifat : panjang tangan
7. Batu : biduri bulan dan pirus
8. Warna : hijau biru
9. Bunga : melati sedap malam dan lely

Kawolu (8)

1. Berotasi selama : 27 hari (4 februari – 1 maret )
2. Dewanya : Bhatara Brahma
3. Candra : Tersiar dalam kehendak
4. Tanda-tanda : Musim hujan, tanaman padi mulai berbuah, banyak ulat dalam tanah. Matahari dari selatan bergeser ke utara, angina dari barat laut ke timur tak tentu arah
5. Watak kelahiran : bertabiat sedang,
6. Sifat : keras tapi dermawan
7. Batu : safir biru dan kalimaya
8. Warna : biru tua, hijau dan merah muda
9. Bunga : gladiol, gardena, aster dan mawar

Kasanga (9)

1. Berotasi selama : 25 hari (2 maret – 26 maret )
2. Dewanya : Bhatara Bayu
3. Candra : Ucapan yang lemah lembut 4. Tanda-tanda : Musim hujan, gangsir dan gareng (uir-uir) berbunyi, anjing birahi, tanaman padi hampir tua, burung kegirangan. Matahari berada pada garis khatulistiwa, angin dari selatan bertiup kencang
5. Watak kelahiran : tidak dapat berbicara dengan lemah lembut
6. Sifat : bicara seenaknya kadang seronok
7. Batu : safir, jamrud, kecubung
8. Warna : biru, hijau dan hitam dan abu-abu
9. Bunga : melati, mawar, gardena , kentil

Kasadasa (10)

1. Berotasi selama : 24 hari ( 27 maret – 19 april )
2. Dewanya : Bhatara Bisma
3. Candra : Gedong tertutup dalam hati 4. Tanda-tanda : Peralihan musim hujan ke musim kemarau, musim binatang mengandung, burung membuat sarang, padi sudah tua, siap panen, nelayan melaut. Matahari bergeser ke utara. Angin dari tenggara bertiup cukup kuat 5. Watak kelahiran : bertabiat suka sakit hati
6. Sifat : berkorban/ mengalah
7. Batu : kecubung, badarbesi dan biduri
8. Warna : merah, kuning
9. Bunga : gladiol, merah, mawar merah

Jestha/destha (11)

1. Berotasi selama : 24 hari ( 20 april – 12 mei )
2. Dewanya : Bhatara Yamadipati
3. Candra : Intan diasah/ setia akan persaudaraan
4. Tanda-tanda : Musim kemarau, telur burung sudah menetas, puncak panen padi, unggas kekeringan. Matahari bergeser lagi ke utara, angina dari tenggara berhembus ke timur laut
5. Watak kelahiran : bertabiat suka mengambil barang orang
6. Sifat : kurang semangat
7. Batu : jamrud dan safir
8. Warna : merah anggur, jingga
9. Bunga : gladiol, mawar dan anyelir

Sadha (12)

1. Berotasi selama : 41 hari ( 13 mei – 22 juni )
2. Dewanya : Bhatara Yamadipati
3. Candra : Intan diasah/ setia akan persaudaraan
4. Tanda-tanda : hawa dingin, mulai panen buah jeruk, apel, nenas, dll, akhir panen padi musim tanam palawija. Matahari ke utara lagi, angina sepoi-sepoi dari timur ke barat
6. Sifat : dualisme tapi membimbing ilmu/ kepemimpinan
7. Batu : jamrud, aquamarine dan akik 8. Warna : biru, kuning dan putih
9. Bunga : melati, gardena dan anyelir

Alamat Bintang Kemukus Timur : Ada raja-raja berduka cita, para bupati kesusahan, orang desa semua kesusahan, banyak hujan, beras, padi murah emas dan intan susah dicari

Tenggara : Ada raja wafat, orang dbanyak berpindah tempat, jarang hujan, buah-buahan banyak gugur, banyak penyakit, sedikit beras dan padi, kerbau dan sapi murah

Selatan : Ada raja wafat, para bupati dan bawahannya sam susah, banyak hujan, padi, buah dan beras berhasil baik, kerbau sapi murah, tetapi orang desa semua kesusahan, sedih

Barat Daya : Ada raja atau pembesar wafat, orang desa dapat banyak kebaikan, buah-buahan berhasil baik, beras dan padi murah, kerbau dan sapi banyak yang mati

Barat : Ada raja diangkat, orang desa semua senang, banyak hujan, berhasil semua tanaman, beras dan padi murah

Barat Laut : Ada raja merebut kedudukan, para bupati dan bawahannya berebutan, orang desa semua berduka cita, banyak hujan, halilintar menyambar, ada gerhana, kerbau dan sapi (ternak) banyak yang mati, sedikit padi dan beras, emas dan intan murah

Utara : Ada raja kesusahan dalam pemerintahannya, para bupati berebutan banyak yang tewas, orang desa semua kesusahan, jarang hujan, emas, intan murah

Timur Laut : Ada raja ditinggal rakyatnya, para bupati dan bawahannya banyak mati berperang, desa-desa hancur, rakyat menderita duka cita, jarang ada beras, padi, kerbau, sapi murah, buah semua berhasil baik

Gerhana

Kasa : Dunia tentram, banyak orang berpindah tempat, orang mungkin akan senang, ternak tak kurang makan

Karo : Hujan lebat, pohon semua tumbuh, banyak orang memfitnah, banyak hujan angina

Katiga : Banyak hujan tanaman subur, orang desa banyak bertengkar, banyak bahaya

Kapat : Jarang hujan, dunia taka man, orang desa bertengkar, memfitnah, dan kecurian, pala gantung rusak dan panas terik

Kalima : Pikiran orang bimbang, banyak orang sakit, banyak orang berbuat tidak baik, tidak tentram hatinya

Kanem : Banyak orang merasa susah, banyak orang sakit, hasil bumi rusak, di desa-desa banyak pencuri, banyak berpindah tempat

Kapitu : Dunia tidak aman, orang bingung, menimbulkan keributan, banyak penyakit, krisis pangan dan orang susah

Kaulu : Rakyat berduka cita, negeri tidak aman, orang desa banyak bertengkar, dan banyak pindah tempat

Kasanga : Banyak orang bertengkar, kesusahan dan orang banyak menentang pemerintah

Kadasa : Buah-buahan banyak, dunia tidak aman, banyak orang dikutuk orang tuanya, orang besar bertentangan, orang banyak lupa orang tuanya, orang banyak mati, banyak mengungsi ke Negara lain dengan keluarganya

Destha : Dunia rusak, dagang susah, ada sesuatu meletus, orang berduka cita, banyak hujan

Saddha : Dunia rebut, tanaman tidak berhasil, jual beli sepi, banyak penyakit, orang berduka cita, jarang sandang pangan berkurang

Memilih Pekarangan

Miring ke timur, bernama manik mulia, lebur segala penyakit, banyak rejeki, selamat, tentram. Penolaknya tanami cocor bebek diujung barat

Miring ke barat, bernama Sri sedana, sering merebut pendapat, bertengkar, banyak penyakit. Penolaknya ditanami pohon pisang batu di sudut timur

Miring ke selatan, bernama Gelagah, hilang kekayaannya, sering mendapat bahaya. Penolaknya di tanami mawar (geni) ditengah karang

Miring ke utara, bernama Indraprasta, segala apa kehendaknya bisa jadi, kalo kaya bisa sampai ke anak cucu Miring ke timur dan barat (ditengah tinggi) sebagai punggung sapi bernama Dharmalungit, akan memperoleh kekayaan banyak

Miring keselatan, tapi sebelah selatannya rawa, bernama Sekar sinom, kaya harta, sering kehilangan. Penolaknya ditanami pohon asam dan delima Tinggi barat rendah utara bernama Danarasa, menjadi kaya istri dan kaya harta

Tinggi barat rendah timur, bernama Srinugraha, mendapat karunia dari Tuhan yang besar

Tinggi timur rendah barat bernama Kalawisa, tiada putus-putus kesakitan dan hampir mati Gumulung (landai)

utara bernama Wisnumanitis, banyak memperoleh rejeki, turun sampai anak cucu

Landai ke selatan bernama Shiwaboja, selalu mendapat godaan dan kesusahan Rata (datar)

membawa bianglala merah semu kunign bernama Brahma padam, angker tanah itu, sering membahayakan Rata

membawa kukuwung (bianglala) hijau menggenag bernama Endragana, selamat, baik

Dikelilingi gunung atau bubun gbernama Kaula Katubing Bala, menjadi kaya harta benda Dikelilingi air bernama Sigarpenyalin, sering bertengkar. Penolaknya menanam air ditengah pekarangan

Disebelah barat gunung bernama Asungelak, sering dirusak orang,. Penolaknya membuang lungka( tanah liat kering) Keluar air bernama Singhameta, kesakitan,. Penolaknya menanam batu ditengah0tengah pekarangan

Dikelilingi rejeng atau pangkung bernama Sunialayu, kaya anak Diapit air disebelahnya jurang bernama Srimangepel, akan menjadi kaya beras dan padi

Diapit gunung bernama Luwurwangke, disenangi oleh kerbau, sapi, dll

Miring ke timur, utara gunung dan selatan gunung bernama Arjuna , besar hatinya, sering dimalui orang

Dikelilingi gunung dan dibayangi gunung bernama Tiga warna, ayem dan tentram, selalu bertapa Rupanya (tanahnya) putih, rasanya manis, berbau harum itu bagus kedatangan kekayaan banyak Rupanya (tanahnya) hijau, rasanya manis, pedas, baunya tengik, itu lebih bagus, kaya dan selamat Rupanya merah, rasanya manis, baunya pedas, itu baik kaya ternak Rupanya hitam, rasanya pahit, baunya amis, itu amat jelek, menjadi teman setan

Panduan Arah

1. Selatan Merupakan unsur Api yang hangat atau panas, warna dominant pada arah ini adalah merah dan kuning terang, arah ini adalah tempat bagi putri kedua yang akan membawa nasib baik ( perempuan ) daripada pria dan binatang diarah ini adalah Phoenix yang akan memberikan kesempatan jabatan dan kenaikan status.

2. Utara Unsur dari arah ini adalah Air dan merupakan dari dingin dan keheningan, warna yang dominant adalah hitam, biru dan ungu tua yang akan menguntungkan bagi arah ini. Merupakan tempat anak laki-laki kedua dan binatang langitnya adalah kura-kura yang akan membawa kebaikan bagi seluruh keluarga apabila ditaruh di arah ini. 3. Timur Ini adalah tempat dari unsure kayu dan tempat terbaik bagi anak laki-laki sulung atau anak tunggal baik pria atau wanita, unsure kayu dianggap sebagai symbol perkembangan dan merupakan tempat dari naga hijau yang sangat menguntungkan dan untuk meningkatkan sudut ini berilah banyak tanaman hijau. 4. Barat Ini merupakan tempat keceriaan, unsure pada arah ini adalah logam warna dominannya adalah putih dan arah ini merupakan tempat putri termuda dalam suatu keluarga, barat merupakan tempat macan putih. 5. Tenggara Unsur di sudut ini adalah angin dan sudut ini dipercaya dapat memberikan kekayaan dengan memajang tanaman atau bunga di sudut ini atau berikan penerangan yang baik pada sudut ini untuk memberikan kesuksesan, tenggara adalah tempat dari anak perempuan tertua. 6. Barat Daya Ini tempat dari garis Ibu dan merupakan unsure tanah, dan ini merupakan arah yang sangat penting bagi suatu rumah jangan biarkan arah ini dijadikan tempat yang kotor; gudang, kamar mandi… maka seluruh penghuni rumah akan mengalami kesengsaraan. Selalulah memeriksa sudut ini apabila ingin mendapat kebahagiaan dalam keluarga. 7. Timur Laut Ini adalah tempat dari keheningan, gunung, unsurnya adalah tanah dan ini adalah tempat terbaik bagi anak laki-laki paling kecil dari suatu keluarga. Tepat sekali untuk menempatkan vas kemakmuran, 8. Barat Laut Ini adalah tempat Ayah kepala keluarga, sama dengan BD arah ini adalah tempat vital dan tidak boleh digunakan untuk tempat yang kotor ; kamar mandi, tidak memerlukan penerangan yang berlebihan karena unsure logam yang besar sehingga api akan dapat menghancurkannya,warna terbaik adalah metalik atau putih. Kelompok Timur dan Barat Menentukan angka ; Untuk Pria Gunakan tahun kelahiran anda tambahkan dua angka terakhir jadikan satu angka lalu kurangkan hasil tambah tadi dengan 10 Contoh ; Tahun lahir 1974 7+4= 11 dan 1+1= 2 10-2= 8 Angka kuanya adalah 8 Wanita Gunakan tahun kelahiran anda tambahkan dua angka terakhir jadikan satu angka dan tambahkan 5, jika hasilnya lebih dari 10 jadikan satu angka lagi Contoh : Tahun lahir 1945 4+5= 9 dan 9+4= 13 1+3= 4 Angka Arah 1 Utara 2 Barat Daya 3 Timur 4 Tenggara 5 Barat Daya bagi pria, Timur laut bagi wanita 6 Barat Laut 7 Barat 8 Timur Laut 9 Selatan Manfaat Burung Platuk Bawang Paruhnya diatas dipakai nyepuh prabot(kerja) jadi bertuah Paruh di bawah dipakai sisig, menyebabkan gigi kuat Lidahnya dimakan menyebabkan pintar bicara Matanya di gantung dalam rumah, menyebabkan kuat melek Bulu kepalanya diletakkan di bawah tempat tidur bayi, menjauhkan segala penyakit Kepalanya di bawa berperang, ditakuti oleh musuh Otaknya dipakai pilis mata, menyebabkan jauh dari penyakit Otaknya dicampur dengan kelapa hijau, dipakai meminyaki rambut, menyebabkan tumbuhnya rambut tebal Otaknya dimakan, menyebabkan dikasihi oleh orang banyak Darahnya dikeringkan, dipakai pupuk mata, mata menjadi awas, tidak mudah lamur Dadanya dimakan, jika sakit akan lekas sembuh, tanam disawah amat baik menyebabkan tanah subur Brutunya dimakan, menyebabkan ditakuti oleh orang Lehernya dimakan, menyebabkan disenangi oleh anak-anak Bulu sayap kanan kadut (pada ikat pinggang) bisa dikasihi orang Bulu sayap kiri dipakai kekili telinga, menyebabkan tidak tuli Sayap kanan di taruh di bawah tempat tidur, menyebabkan lekas bangun, kalau ditanam pada tempat angker di pojok tenggara atau timur, tapi jangan lebih dari 8 lembar, tempat itu menjadi punah angkernya Isi sayapnya dimakan menyebakan hati kuat Sayap dicampur minyak kelapa, dipakai mengurut, menghilangkan sakit beser, petek, gudig atau kudis Kakinya ditanam disawah atau lading, menyebabkan subur, jika dipakai obat busung akan lekas sembuh Kukunya dipakai menidurkan orang sakit lekas sembuh, jika dimakan dicintai wanita jantungnya dimakan bisa mempercepat apa yang di kehendaki Empedu direndam airnya diminum bisa kuat berjalan jauh Ungsilan( limpa) dimakan akan dikasihi istri dan guru Brutu dimakan oleh wanita disayang suami Brutu dan bulu leher dibakar, abunya dimakan oleh wanita menyebabkan cantik rupanya Kulitnya dipakai sabuk, menyebabkan kuat menahan sesuatu Hatinya di usapkan Zakar menyebabkan kuat asmara Pepusuhan(jantung) dicampur jamu atau air lalu diminum, menyebabkan orang kuat Otot (urat) dimakan menghilangkan sakit linu Bulunya semua di baker, abunya dibedakkkan pada orang sakit busung bisa lekas sembuh Jika burung itu seluruh badannya di campur adas pulasari sedikit dipakai jamu diminum, anak yang sakit cepat sembuh Burung Perkutut (titiran) yang baik Kuku jarinya kedua jempolnya putih, bernama Srimangepel, peliharaan petani, yang memelihara kesampaian cita-citanya Paruh dan sisik kakinya hitam bernama Wisnuwicitra, yang memelihara selamat, dari banyak upaya dan gangguan Agak hitam seluruh badannya bernamaWisnumangemu, patut peliharaan orang yang berpangkat murah rejeki, lekas kaya Paruh dan sisik kakinya putih bernama Kasumawicitra yang memelihara banyak rejekinya, mudah mencari segala cita-citanya jadi banyak bulu ekornya 15 bernama Pendawa Mijil yang memelihara mudah dapat rejeki Matanya merah bercahaya bersinar sebagai mirah bernama Purnama sidi, warna bulu keputih-putihan yang memelihara banyak orang saying, memberi kewibawaan Mata kuning berkilau/ bercahaya bernama Mercu jiwa, yang memelihara dikasihi orang, mndatangkan rejeki dan selamat, jik keseluruhan badan dan kepalanya demikian, cocok peliharaan ratu Seluruh badannya putih, adalah utamanya burung patut peliharaan raja Waktu senja bersuara bernama Gedong meneb, akan memberi harta benda kepada yang memeliharanya Pagi waktu matahari terbit bersuara, bernamaGedong menga, yang memelihara selamat, bisa menyimpan uang dan emas Mata dan paruh kaki hitam, bernama Wisnu murti peliharaan raja, menjadi tumbal penolak penyakit atau perbuatan orang jahat, membawa keselamatan Warna bulu pada lehernya agak kuning, bernama Udan mas, yang memelihara banyak rejekinya, harta bendanya cukup, dapat keuntungan yang besar Suaranya bersusun bernama Widaksanagastagasti, amat baik yang memelihara tercapai segala cita-citanya, segala sesuatu tidak akan ditolaknya, dikasihi oleh orang banyak Burung perkutut yang suaranya ngelik (keras ) bernama Muncis, memberi hati tenang, tentram, dimalui/ ditakuti orang Jika suaranya ngelik-ngelik dan baik rupanya, selamat yang memelihara, jika dipakai memikat mudah dapat Berkobar (bercahaya) sebagai api, dapat membuat kaya raya dan segala keinginannya tercapai, selamat wal’afiat Burung perkutut yang bersarang di tanah, kotorannya baik dijadikan obat segala penyakit Bumi – Bulan – Matahari Jarak bumi terhadap matahari, kala revolusi dan kala rotasi Nama Planet Jarak x 1juta km Kala revolusi Kala rotasi Matahari – – 25 hari Mercurius 58 88 hari 59 hari Venus 108 224 hari 249 hari Bumi 105 365,3 hari 23,6 jam Mars 228 687 hari 24,6 jam Yupiter 778 11,9 tahun 9,9 jam Saturnus 1428 29,9 tahun 10,4 jam Uranus 2867 84 tahun 10,8 jam Neptunus 4495 164,8 tahun 15,7 jam Pluto 5900 284,4 tahun 6,4 hari Kala revolusi ialah lamanya suatu planet mengitari matahari 360’ pada orbitnya asing Kala rotasi ialah gerakan berputar pada sumbunya dengan arah yang searah jarum jam Akibat dan Pengaruh Revolusi Bumi Sumbu bumi condong 23,5’ terhadap garis tegak lurus pada bidang ekliptika, selama bumi berevolusi dan arah sumbu bumi tidak berubah. Kala revolusi bumi 365,3 hari atau setahun dibagi atas 12 bulan, maka terdapat empat tanggal yang perlu kita perhatikan yaitu ; 21 maret, 21 juni, 23 september dan 22 desember. 1. Tanggal 22 Desember Sumbu bumi dan poros bumi –matahari membuat sudut 90’ + 23,5’ – 113,5’. Letak kutub utara paling jauh terhadap matahari, akibatnya adalah ; Daerah kutub utara terus menerus terlindung dari sinar matahari atau malam terus menerus, dan daerah malam total ini makin hari makin sempit dan disebut musim dingin di daerah bumi utara Kita di khatulistiwa melihat matahari berada di langit sebelah selatan, pada jam 12.00 siang sinar matahari tegak lurus pada garis 23,5’ lintang selatan itu kita sebut garis balik selatan Pada saat yang sama letak kutub selatan berada paling dekat dengan matahari, sehingga terjadi siang terus menerus, karena selalu menghadap matahari. Dan daerah ini makin hari makin sempit dan berakhir tanggal 21 maret. Pada saat itu letak bumi daerah selatan kita sebut daerah Perihelium. Bumi di titik perihelium pada tanggal 1 januari, kecepatan revolusi di daerah periheliuam rata-rata 30,2 km/jam yang merupakan kecepatan bumi tercepat, sehingga bumi berada di daerah perihelium tidak lama kurang dari 0,25 tahun, dengan kata lain musim dingin di belah bumi utara atau musim panas di selatan berlangsung lebih pendek atau kurang dari 3 bulan, dan ini dianggap lebih menguntungkan karena sebagian besar dari benua di belah bumi utara yang lebih singkat menderita karena musim dingin. Dan dari pengamatan pada tanggal 22 desember letak matahari berada pada satu arah dengan rasi bintang Capricorn, sehingga tgl tsb di sebut juga matahari berada pada titik capricornus 2. tanggal 21 Maret dan 23 September Pada kedua tgl ini bumi berada di arah yang berlawanan terhadap matahari, sumbu bumi membuat sudut 90’ terhadap porosbumi – matahari, sehingga kutub utara dan selatan terletak sama jauh terhadap matahari. Akibatnya ialah lamanya waktu siang sama dengan waktu lamanya malam, masing-masing. Pada jam 12.00 siang sinar matahari jatuh lurus pad khatulistiwa, kita sebut matahari berada pada titik okinoksi, artinya siang sama dengan waktu malam jam 12.00 3. Pada tanggal 21 juni Sumbu bumi dan poros bumi – matahari membuat sudut 90’ – 23,5’ = 66,5’. Kutub utara terletak paling dekat dengan matahari, akibatnya : Daerah kutub utara terus menerus mendapat sinar matahari atau terjadi siang terus menerus, daerah total siang ini makin lama makin sempit, selama waktu itu didaerah belah bumi utara sedang terjadi musim panas Kita di khatulistiwa melihat matahari berada di langit sebelah utara, pada jam 12.00 siang sinar matahari jatuh tegak lurus pada garis 23,5’ lintang utara, garis itu kita sebut Garis Balik (matahari) utara. Pada saat yang bersamaan kutub selatan terus menerus terlindung dari sinar matahari, sehingga terjadi malam terus menerus, kita katakana ini sebagai musim dingin. Pada saat itu bumi sedang berada di daerah Aphelium, dan ini terjadi pada tgl 1 juli, kecepatan revolusi di daerah ini rata-rata 29,2 km/jam, yang merupakan kecepatan rata-rata rendah. Dengan kata lain musim panas di daerah bumi utara atau musim dingin di selatan berlangsung lebih lama, dan ini menguntungkan daerah utara. Berdasar pengamatan dari bumi, matahari berada searah dengan rasi bintang cancer, sehingga pada tgl 21 juni itu disebut juga matahari berada di titik Cancer. Peristiwa musim di bumi : 22 des 21 mar 21 jun 23 September 22 des Utara dingin semi panas gugur Selatan panas gugur dingin semi Capricornus Cancer Gerakan Rotasi Planet-Plamet Gerakan rotasi terjadi bersamaan denagan gerak revolusi, dan gerakan ini merupakan gerakan berputar pada sumbunya dengan arah yang searah jarum jam, waktu yang dipergunakanuntuk sekali rotasi 360’ disebut rotasi. Selamama berotasi kedudukan sumbu planet condong dengan besar sudut yang berbeda-beda, seperti gambar di bawah ini ; Kecondongan sumbu planet terhadap bidang edarnya Merku Venus Bumi Mars Yupit Satr Urns Nep Pluto 6’ 9’ 23,5’ 26’ 3’ 236/8’ 98. 29. Kala rotasi bumi kita sebut sehari semalam. Diantara 9 planet mempunyai kala rotasi yang sangat berbeda-beda, bila kala rotasi bumi 24 jam kita jadikan ukuran, maka kala rotasi merkurius 25 hari, venus 249 hari dan yupiter sangat cepat yaitu 9,9 jam. Yang kala rotasinya hampir sama dengan bumi adalah Mars 24,6 jam Akibat-akibat dari rotasi Terjadinya pergantian siang dan malam Terjadinya perbedaan waktu setempat Terjadinya pembelokan arah angina Terjadinya pemepatan bumi di daerah kutub Semua benda langit di luar bumi seolah-olah beredar dari timur ke barat Pergantian siang malam Siang dan malam apabila muka bumi menghadap ke matahari, sehingga mendapat sinar langsung dari matahari Malam ialah apabila muka bumi membelakangi matahari sehingga tidak mendapat sinar langsung Karena rotasi bumi sesuai arah jarum jam, maka siang dan malam selalu di mulai dari timur berurutan kearah barat, dengan demikian siang dan malam saling bergantian sambung menyambung terus menerus. Bagaimana cara pemberian nama hari ? dilakukan dengan perjanjian dan batas tempat yang disebut Batas garis tanggal internasional. Yaitu garis bujur barat/ timur 180, garis itu terletak membujur dari kutub utara – selatan di tengah-tengah samudera pasifik, sehingga tidak banyak mengganggu. Hari pertama dari tempat sebelah barat garis, terus berangsur ke baratm, jadi bila di sebelah barat garis dimulai dengan hari minggu, maka di sebelah garis sebelum hari minggu berarti hari sabtu, bila hari minggu kita terbang ke California dari Tokyo, kita sampai di California menghadapai malam minggu, demikian seterusnya. Perbedaan waktu Keliling khatulistiwa 360’ busur, sekali bumi berputar 360’ selama 24 jam, satu jam meliputi daerah waktu 360’ ; 24 = 15’, setiap 15’ berbeda waktu 1 jam, disebut perbedaan waktu setempat. Secara astronomis Indonesia terletak diantara 95’ BT – 111’ BT yang berarti sepanjang 46’ bujur bumi atau 3 x 15’ bujur bumi atau meliputi 3 daerah waktu setempat ; WIT ; maluku , irian, WITA ; kalimntan, sulawesi, NTB, NTT dan timor, WIB ; sumatera, jawa Perhitungan tahun matahari Perhitungan tahun yang berdasar revolusi dan rotasi bumi disebut tahun matahari, dan dasarnya adalah : Kala rotasi bumi = 24 jam = sehari semalam, biasa disebut sehari Kala revolusi bumi 365,25 x kala rotasi bumi = 365,25 hari = 1 tahun Satu tahun berumur 365 hari dan ada kelebihan 6 jam setiap tahunnya , dan setiap tahun yang ke 4 atau angkanya habis di bagi 4 di beri umur 366 hari, disebut kabisat. Pada abad 16 adanya keanehan di temukan, yaitu awal semi tidak lagi jatuh pada 21 maret, tetapi telah maju jauh, dan akhirnya diketemukan : kala revolusi bumi bukan 365 hari 6 jam , tetapi tepatnya ialah 365 hari 5 jam 56 menit, atau 365 hari 6 jam kurang 4 menit. Peredaran Bulan Bulan adalah satu-satunya satelit kita (bumi), sebagai benda langit bulan sekaligus melakukan 3 kali gerakan : bulan berotasi pada sumbunya sesuai dengan arah jarum jam bulan berevolusi mengitari bumi terbawa bumi mengitari matahari Muka bulan yang menghadap ke bumi selalu sama tidak berubah, artinya kala rotasi dan revolusi sama yaitu 27,3 hari. Pada waktu bulan baru, matahari, bulan dan bumi terletak dalam satu garis lurus. Setiap hari bulan beredar (1 : 27,3) x 360’ = 13,2’ Selama 27,3 hari bumi telah beredar menmpuh jarak 27,3’. Karena 1 hari bumi berevolusi 1’. Bulan dari kedudukan purnama untuk sampai pada kedudukan bulan purnama kembali harus menempuh 27,3’ dan putaran itu di tempuh bulan dalam waktu (27,3 : 13,2) hari, jadi dari bulan purnama ke purnama berikutnya memerlukan waktu 27,3 hari -/+ 2,2 hari = 29,5 hari Perhitungan bulan dan tarikh Pranoto Wongso No Jawa Masehi Arab Jawa II 1. Kaso Juli – Agustus Sya’ban Ruwah 2. Karo Agustus – Sept Ramadhan Puasa 3. Katigo Sept – Oktober Syawal Syawal 4. Kapat Okt – Nop Zulkih Dulkaidah 5. Kalimo Nop – Des Zulhijah Besar 6. Kanem Des – Jan Muharam Sura 7. Kapitu Jan – Febr Safar Sapar 8. Kawolu Februari – Maret Robiulawal Maulud 9. Kasongo Maret – April Robiulakhir Bakdomaulud 10. Kasadaso April – Mei Jumadilawal Jumadilawal 11. Dhesto Mei – Juni Jumadilakhir Jumadilakhir 12. Sodho Juni – Juli Rajab Rajab Dan masing-masing umat di Indonesia dalam menentukan hari-hari besarnya memakai cara berbeda-beda ada yang memakai perhitungan matahari, bulan dan ada yang menggabungkan keduanya, oleh karena itu kadang jatuhnya haripun jadi berbeda pula.

Minggu, 24 Juli 2016

NUR RAJAH KALACAKRA

Mengenal Cahaya Kehidupan (Nur Rajah Kalacakra )

Merupakan cahaya hidup yang berwujud seperti putaran waktu atau daya kekuatan hidup yang berputar sepanjang masa atau disebut sebagai Pancamaya( lima cahaya ).

 Cahaya hidup manusia yang berbentuk Pancamaya yakni :
 1. hitam, 2 merah, 3. kuning, 4. putih, 5. abramarkata (gemerlapan)

Dan setiap orang akan mempunyai dominan warna yang berbeda karena tergantung cahaya paling kuat yang sebagai bakat/ kekuatan. Empat warna hitam, merah, kuning dan putih adalah perlambang hawa nafsu, yaitu ;

hitam yang menggambarkan watak nafsu rakus, loba, tamak, lapar, haus dan mengantuk,

merah yang menggambarkan watak nafsu keras hati, angkaraq murka, cepat marah,

kuning yang menggambarkan watak nafsu berkeinginan keras, serba ingin sesuatu, mengumbar kesenangan,

putih menggambarkan sifat bijaksana, dan keutamaan,

cahaya kelima yang seperti zamrud yaitu pancaran cahaya dari bumi ; air(banyu), api(geni), angin(bayu), akasa(angkasa), matahari(surya), bulan(candra) dan bintang (kartika).

 Sedangkan wujud cahaya tunggal tanpa bayangan di dekatnya seperti kumbang yang bertaburan banyak sekali dan itulah cahaya dari kalbu dan batin manusia, dan itu pulalah wujud dari niat, keinginang, dan pemikiran, dan kesemuanya ada pada jaman antara(saat sebelum bertindak atau berbuat).

Keadaan cahaya tunggal sebenarnya adalah kebahagiaan sejati, yang merupakan wujud dari sukma luhur yang menghidupi badan wadag manusia yang di sebut juga Hyang Suksma Kawekas yang serba tentram dan bahagia sepanjang masa, selalu segar tanpa minum, kenyang tanpa makan, mengantuk tanpa tidur…inilah yang disebut Sangkan Paraning Dumadi (awal Mula kejadian).

Sedangkan kedua lubang hidung itu adalah sarang angin (sumber nafas) dan tirta prawita suci adalah air suci awal kehidupan yang terletak dalam samudera minangkalbu yang bermakna ‘ untuk menemukan sumber awal kehidupan perlu bantuan qalbu/ batin atau matahati kita sendiri. Siapa yang memerintah dan diperintah , bermakna bahwa dalam tubuh ini ada 2 unsur pokok batin, roh atau nurani yang seharusnya selalu dianut segala pendapatnya karena disanalah kebenaran sejati telah dipertimbangkan. Wujudnya adalah dari keinginan, niat dan pemikiran murnisebelum diolah atau dipertimbangkan oleh akal yang menerima informasi tambahan dari luar. Keputusan situasi batin yang disebut sebagai zaman antara, sebelum diperintahkan otak kepada seluruh badan. Kesatuan tanpa perpecahan yakni; antara perintah otak dan perintah suara hati yang harus dijaga selalu sama.

Sebenarnya yang meemrintah dalam diri kita adalah suara hati atau batin, roh kita dan yang diperintah adalah otak dan anggota badan, karena roh dimasukkan oleh Tuhan pada embrio saat berumur 120 hari, oleh leluhur kita juga disebut manunggaling kawula gusti. Roh sebagai gusti yang berujud kesadaran diri, dan badan adalah kawula yang berujud hidup dan kesadaran yang sudah ada sejak manikem ditangkap oleh indung telur dan terus tumbuh menjadi janin dan bayi, dengan segala anasir-anasir yang mempengaruhinya selama dalam kandungan ibu.

Memahami Hakikat Warna Cahaya Hidup

 Cahaya Putih : warna inti pertama yang menyimbolkan manifestasi air, dan memiliki sifat, watak dan kemampuan serat symbol nafsi muthmainah atau spiritual religius, jujur, menerima apa adanya dan kemampuan air ini adalah melarutkan, menghancurkan, daya tairk, angkat, sejuk, menyegarkan, dll.

Dan orang yang memiliki daya ini dapat menolong orang lain sesuai dengan sifat air tersebut ( seperti air di belah). Dan untuk memperoleh daya air ini manusia harus memiliki itikad baik yang kemauan mutlak dengan berbagai cara, seperti berendam dalam air jernih yang mengalir selama beberapa periode agar terserap daya air ini ke dalam seluruh jaringan tubuhnya, dan dilakukan secara teratur. Dan pada manusia secara alami sebetulnya sudah tertanam daya ini mulai dari air ketuban yang melingkupi bayi sejak dalam kandungan, air embun khususnya yang berada di ujung ilalang pada siang hari dan tertiup angina dan hanya ada pada masa kemarau, air dalam buah kelapa yang masih muda yang biasanya hanya ada setetes saja , uap air yang terdapat di tutup panic sewaktu menjerang air, atau yang paling mudah adalah endapan air laut yaitu garam dilarutkan kembali dengan air yang telah direbus.

Cahaya Merah : merupakan warna inti kedua yang menyimbolkan manifestasi api, dan mendasari watak, kemampuan serta symbol nafsi amarah, memiliki watak, hidup dinamis, awas, teliti, semangat, ambisi, emosi, pemberontak, iri, dengki, culas, pembohong. Cipta dari daya hidupnya adalah merupakan luapan dari energi yang bergerak bersifat prabawa, mengembangkan, memekarkan dan juga memiliki daya menghancurkan, membasmi, memledakkan, membakar dan biasanya orang yang menguasai energi api ini disebut menguasai biotermis dan daya inilah yang memproses pertukaran zat dalam tubuh sehingga melangsungkan kehidupan dan memperpanjang kehidupan, tetapi juga bisa mengahanguskan, dan menghancurka kehidupan yang lain. Daya energi ini dapat di diserap tubuh pada saat pagi hari ( sejak matahari terbit – 10.00) , daya ini bersifat bioelektronis dan akan membentuk daya biotermis dan biomagnetis. Dengan memusatkan nalar budi, cipta dan batin di sertai nafas teratur dan kontinyu akan sangat bermanfaat bagi kesehatan .

 Cahaya Kuning : merupakan warna inti ketiga, yang merupakan manifestasi dari angina dan mendasari sifat, watak dan kemampuan serta symbol dari sufiah dan memiliki watak seni budaya , sopan santun, kasih saying, cantik, rapi, toleransi, manusiawi, semu, palsu, gensi, cabul, boros, konsumtif, daya geraknya sperti angina menghidupi, menumbuhkan, menyatu, membaur, menyusup dan daya penyangga mendorong, membongkar, daya angkat, menembus jaringan, dan orang yang menguasai daya ini biasanya di sebut menguasai daya multikomplek/serbaguna, karena dalam angina terkandung energi uap bumi, energi panas, maupun air dan juga sebagai tenaga penghantar tenaga-tenaga gaib seperti ether, listrik, suara, bau, magic.

Cahaya kuning juga bisanya bisa sebagai symbol datangnya wahyu, pulung, keluhuran atau nilai unggul

Cahaya Hitam : merupakan warna inti keempat, yang menyimbolkan manifestasi dari bumi atau tanah dan mendasari watak, sifat dan kemampuan serta symbol nafsi lawwammah yang bersifat produktif, materi, kreatif, inovatif, bisosiatif(mampu memperbaiki system kea rah lebih baik dan mampu mengarahkan potensi lingkungan dengan baik untuk direalisasikan dengan ketangguhan momentum kerja secara tepat ), tega, egois, sadis, jahat, daya cipta suara hatinya menumbuhkan, langgeng serta daya penyangga menghisap, segala sesuatu melebur atau menetralkan tapi juga mematikan. Secara lahiriah sebenarnya tidak tampak tapi sesungguhnya sangat dominant di banding tiga warna lainnya karena merupakan manifestasi pancaran anasir bumi yang ada dalam diri manusia.

Dan daya ini diserap tubuh dengan sangat sederhana ; 1. berdiri tegak lurus,
2. rileks,
3. tata nafas diperhalus, perlahan dan teratur,
4. membayangkan wajah sendiri (konsentrasi),
5. menyebut nama Allah memohon anugerah daya inti bumi.

Cahaya Gemerlapan : sinar zamrud merupakan cahaya gabungan (hasil induksi dari cahaya inti yang saling berdempetan sehingga membentuk warna baru sebagai cahaya pamor(campuran). Merah kuning menjadi hijau, hitam putih jadi abu-abu, dst. Walaupun menjadi gabungan namun tetap tergolong sebagai cahaya dominant yang ada dalam alam semesta ini, karena ini merupakan cahaya hidup yang berpengaruh dan berada dalam tubuh manusia , sedangkan sifat dan watak dan kemampuan yang menonjol dari cahaya-cahaya tersebut adalah sebagai berikut :

 Cahaya Hijau : merupakan gabungan yang menyimbolkan manifestasi dari anasir tumbuhan, yang mendasari watak atau sifat dan kemampuan; religius, damai, tentram, tenang,dan memiliki daya getar kemampuan menghidupi, berkembang, mengayomi dan daya penyangga menghisap, menyerap segala sesuatu dan menetralkan

Cahaya Biru : merupakan cahaya gabungan yang menyimbolkan manifestasi anasir langit dan mendasari sifat, watak dan kemampuan ; sembada(kuat, kukuh, patuh, layak), terampil, watak kepemimpinan, dan cipta suara hati luas pandangan hidupnya mengayomi, menentramkan, selalu berada di depam, dan daya penyangga meraqngkum segala sesuatu, menyatukan lembut tetapi kuat, tekad kuat.

Cahaya ungu : merupakan cahaya gabungan yang menyimbolkan mafestasi dari anasir langit menjelang pagi antara pukul 03.00 – 05.00, dan mendasari watak, sifat dan kemampuan ; hamangku ( melindungi, menjaga) hamengkoni ( melingkupi merangkum dan menguatkan), prabawa, sugestif ( cepat tanggap, kuat pengaruh dan ginugu ( dipercaya dan dianut kata-katanya),. Cipta suara hatinya daya getar hidupnya memiliki kemampuan anasir langit pagi hari, yakni ; menyejukkan, perasaaan sesame, menentramkan segala hal, mantap langkah hidupnya dan daya penyangganya adalah membingungkan lawan, mendobrak menghancurkan dan mematikan

 Cahaya Abu- Abu : merupaka cahaya gabungan yang menyimbolkan manifestasi dari anasir mega/ awan, dan mendasari watak, sifat dan kemampuan ; mobah mosik (selalu bergerak gerik, berubah-ubah, tidak tetap pendirian, pintar beradaptasi, gampang bergaul, supel. Cipta suara hatinya menggelapkan suasana, menimbulkan saling curiga, mengadu domba dan memiliki daya penyangga memporak porandakan lawan, memanfaatkan tenaga lawan, mengecoh sasaran Inilah yang sering di sebut Lima Cahaya Hidup dan dalam pewayangan digambarkan sebagai cakra yang mampu melindungi kehidupan manusia bai, jasmani dan rohani Pengisian Warna Cahaya Hidup pada Manusia Waktu pengisian cahaya hidup di mulai dari sejak dari janin dan setiap hitungan bulan ganjil dan itu terjadi pengisian kekuatan gaib yang bersifat insani atau proses pendewasaan jiwa, dan

penjelasannya sebagai berikut :

 Embrio pada bulan pertama yang masih berwujud cairan mani yang di saput indung telur dan diliputi oleh cahaya berwarna putih dan diidentifikasi sebagai sinuksman Sukmo Suci keberadaannya dilingkupi sukma suci (ruh Robbi) atau insani dan gerak hidupya di sebut muthma’inah dan daya yang masuk di beri identitas Sang Hyang Maha Suci , sifat hidupnya ibarat air dan bapak ibunya di sarankan untuk berbuat atau bertingkah laku pada kesucian lahir batin karena embrio pada kandungan ibu tersebut akan memberikan pengaruh atau terinduksi pada embrio dan akan muncul kelak setelah anak lahir dan menjadi dewasa dan ini tidak mengenal jarak, waktu, ruang baik sengaja maupun tidak.

Janin usia tiga bulan sudah mulai tumbuh secara fisik dengan tanda-tanda pembentukan organ walalupun masih berwarna merah, inilah yang di maksudkan diliputi cahaya merah yang sinuksman Sukmo Weing atau di sebut Ruh Nurani atau rokhmani, gerak hidupnya di sebut amarah dan di beri identitas Sang Hyang Maha Waseso (yang berkuasa atas hidup). Sifat hidupnya ibarat api karena janin sudah bisa menyerap energi panas dari ibunya ( zat asam, makanan) sehingga dengan masuknya zat dari luar maka terjadi pertukaran zat antar janin dan ibunya dan sisa proses ini akan dikeluarkan dan diserap oleh ibunya untuk ikut di buang diluar tubuh. Zat-zat inilah yang memacu pertumbuhan sel-sel tubuh, termasuk sel otak, sekaligus menyerap getaran sensasi pikiran, jiwa, dan tingkah laku perbuatan orang tuanya yang kemudian menyatu dengan pembentukansimpul-simpul syaraf dalam tubuh dan otak janin. Inilah proses dimana sang bayi mulai merekam segala apa yang dilakukan orang tuanya. Dan perlu kehati-hatian dan kewaspadaan dari orang tua, jangan berangan atau melakukan sesuatu yang negative.

Bayi dalam kandungan pada bulan kelima hampir semua tubuh sudah terbentuk, namun kondisinya masih sangat lemah, dan pada usia ini diliputi cahaya kuning yang sinuksman Sukmo Rasa (nurani cahaya terang) yang disebut Ruh Idlafi /Rokhim ( jiwa yang terhalus yang bisa melihat Tuhan) atau disebut Sang Hyang Maha Luhur. Gerak hidupnya adalah Sufiyah, dan saat ini kondisi jiwanya sudah mencapai ke tingkat budi (bijak) yang berarti sudah dapat mengenali adanya induksi dari lingkungannya. Disarankan pada orang tua agar waspada dan mengkondisikan situasi hidupnya pada hal-hal yang menentramkan, harmonis, rukun, damai, saling mencintai dan menjaga hati masing-masing dan budi pekerti luhur. Bayi dalam kandungan pada bulan ke tujuh ini sudah sempurna, organ tubuh sudah lengkap dan kuat dan pada usia ini bayi dilingkupi cahaya hitam, yang menandakan cahaya batinnya dan snuksman Sukmo jati (nyata) yang di identitaskan sebagai Ruh Jasadi/ Kodir (berguna pada badan). Gerak hidupnya di sebut nafsi Lawwammah dan diidentitaskan Sang Hyang Moho Langgeng ( maha abadi) Pada usia ini sari-sari makana yang diproduksi dari bumi di serapnya lewat sari makanan yang ada dalam tubuh ibunya dan menjadikannya unsure badaniah semakin sempurna.

Bagi yang mengerti ilmu batin , segala organ tubuh yang terbagi dalam kelompok mana sakti yang terbagi sebagai berikut :
Wulu (bulu/rambut),
kulit, daging Getih (darah),
balung (tulang),
sumsum Otot/urat(pembuluh nadi/darah),
bayu (otot besar yang bertenaga)
Jantung, paru-paru,
 impes(kandung kencing)
Kemaras (limpa),
usus;

 kesemuanya berjumlah 14 organ tubuh Adapun hati dan otak dalam tenaga batin tidak dimasukkan sebagai organ tubuh fisik karena keduanya merupakan singgasana bersarangnya kekautan gaib. Dan sad (keenam) indranya yakni : penciuman pada hidung, pelihat pada mata, pendengar pada telinga, pengecap pada mulut, perasa pada seluruh ujung syaraf bagian luar tubuhnya sebagai alat bantu informative dari kerja otak dan hati juga tidak termasuk sebagai organ tubuh secara fisik.

Dan pertumbuhan bayi berada bersifat jasmaniah, sehingga daya serap sang bayi berada pada posisi penyerapan pengaruh luar yang bersifat keragaan dan budaya kerja, dan tinggal menunggu saat kelahirannya. Bayi pada usia kandungan sembilan bulan sepuluh hari (8 selapan x 35 hari = 280 hari) dan pada saat bayi normal dilahirkan ke duania sang bayi diliputi cahaya Abramarkata, dan pada saat lepas dari pintu gerbang gua garba sang ibu ia langsung sinuksman oleh Sukmo Wicara (ruh pembicara), yang disebut Ruh Robbul’alamin, dan mulai saat itu sempurnalah jiwa dan jasadnya, lahir sebagai anak manusia yang insaniah dan jasadiah memiliki bekal awal batiniah yang baik badan kasar maupun badan halusnya dan disebut sebagai sinuksman Sang Hyang Maha Mulyo (maha mulia) dan gerk hidupnya di sebut nafsi kapawitra.

 Pada saat kelahiran sang bayi adalah saat yang paling sensitive, artinya jangan sampai lingkungan sekitar semrawut, tidak tenang, tentram.

Rasulullah pernah bersabda : “ Kalian kelak di hari kiamat akan dipanggil dengan nama kalian dan dengan nama ayah kalian, maka berikanlah nama itu dengan yang baik-baik” ( Nasy’at Al – Masri, 1995 : 41-42) Pada saat pemberian nama itulah terjadi proses ‘geter’ (geletar sinar terang bak kilat yang hanya bisa dilihat oleh orang khusus ) dan ‘pater’ (suara petir yang juga hanya dapat di dengar oleh orang khusus ) sebagai wujud kesaksian alam semesta dan kesaksianNya, dan ini akan sangat berpengaruh pada perjalanan hidup sang anak sampai kematiannya . Dan ini disebut sinuksman Sang Hyang Sukmo Kawekas (sukma terakhir/pamungkas)

Bekal awal memahami Kekuatan Batin Pada saat melahirkan disamping mengerahkan energi fisik juga mengerahkan segala daya/ getar ciptanya; cinta kasih, kebahagiaan, kekhawatiran, cemas, sehingga segala derita, kesakitan yang amat sangat tidak di perdulikannya demi keselamatan dan kelahiran sang anak dan getar cipta inilah yang sebennarnya yang menahan sakit yang teramat hebat ini dan semua ini sudah dalam pengaturanNya , lindunganNya, ketentuaNya. Wujud terima kasih kepada Allah Sang maha Pencipta atas “karya ciptaNya” yang agung yang telah memberikan kepompong gaib (wadah gaib) kepada sang bayi selama di kandungan ibu yang terdiri dsebelum bayi keluar air ketuban mendahuluinya, maka disebut Kakang (saudara tua), sedangkan ari-ari baru keluar di belakang bayi sehingga disebut sebagai Adhi (saudara muda). Darah ibu yang mengikuti bayi dan potongan puser (pangkal dari usus plasenta/ ari-ari) adalah saudara pengiring atau penyangganya . Keempatnya di sebut sedulur papat ( empat bersaudara) dan kalmia pancer ( pokok pangkal ) yang sang bayi sendiri, sebenarnya secara lengkap saudara tua (kakang) adalah terdiri dari : Selaput ketuban (saput wungkul) yang dinamakan kakang putih, wujudnya dapat dilihat setelah bayi lahir dan sis a selaput ketuban yang mongering dan masih lekat pada kulit bayi akan berwarna putih seperti bedak Mar (getar cipta) dan Was (rasa kekhawatiran dan cemas) ibu yang muncul bersamaan saat uwat (mengejan/mengerahkan semua tenaga fisik rohani untuk mendorong sang bayi) yang melicinkan jalan keluar sang bayi melewati pintu gerbang Gua garba ibu. Sedangkan saudara muda (adik) terdiri : Ari-ari (plasenta) Getih (darah) Puser (potongan tali pusat) Pancer (baying-bayang sang bayi) Sebelum lahir kedunia berdelapan itu telah saling hidup menghidupi dan bersama-sama sebagai openyangga hidup sang bayi selam sembilan bulan sepuluh hari dan mereka juga di karuniani getar/daya hidup olehNya dan secara rohaniah mereka tetap bersama dan berdampingan sepanjang masa.

Inti latifah ( Cakra Besar) Titik awal kehidupan manusia adalah semenjak dari ayah (sperma) di tangkap oleh indung telur dari ibu, setelah sembilan hari blostoksit terbenam ke dalam dinding rahim dan berkembang menjadi mudghoh (segumpal daging) dan menjadi janin. Dan sejak itulah anak manusia ini mempunyai daya hidup dan kesadaran yang terjadi karena kehendakNya. Daya hidup dan kesadaran inilah yang menjadi inti latifah (kebaikan/kelebihan) yang memiliki jaringaNn sirkuit di seluruh bagian tubuh bahkan pada titik tertentu inti latifah memiliki daya pancar yang lebih kuat di banding bagian lain di tubuhnya.

Khususnya titik pusat panca inderanya,

 pusat dada, pusarnya, bawah pusar, pangkal tengkuk, antara kedua alis mata, ujung lidah, langit-langit dalam mulut, dan klep (sentil) tenggorokannya. Atau yang di sebut pusat prana, cakra, mana, dll.

Pada titik itulah gerbang daya tertentu yang memiliki kekuatan khas tertentu pula dan setelah terlatih maka inti latifah akan senantiasa dapat bekerja sendiri secara otomatis, untuk itu seseorang harus memahami dulu hal-hal sbb: Meyakini adanya daya batin dalam diri yang merupakan Rahmat Allah yang maha Esa dan ini merupakan karena kuasaNya Perlu di pahami bahwa di tengah-tengah otak manusia ada semacam “ stop kontak” yang di gunakan untuk mengalirkan daya gaib yang di tujukan ke mana saja dan diperlukan untuk apa

Biasakanlah untuk hidup dengan berlaku ikhlas , sabar, lahir batin, jujur serta tergantung mutlak pada Tuhan Senantiasa melaksanakan tafakur, mengheneingkan cipta dan memusatkan segala pikiran sesuai keyakinan masing-masing dan merenungi, mengakui segala daya tersebut agar kunci latifah dapat bekerja sama sebagaimana mestinya.

 Dalam pelatihan tata nafas dapat dipilih beberapa sikap tubuh yang paling mudah dan mantap dan bisa tahan lama tanpa merubah posisi, yakni :

-Duduk sidhakep asuku tunggal (duduk dengan badan tegak, kaki bersila dan tangan bersedekap )

Berbaring telentang tanpa alas kepala, kaki lurus sejajar dan tangan sejajar dengan badan, telapak tangan menempel pada paha Duduk di kursi dengan sikap sempurna, punggung tegak, telapak kaki sejajar dan tangan berada di atas kedua paha

Langkah berikutnya adalah :

Sikap roleks dan pasrah Pejamkan mata dan panjatkan doa mohon manfaat sesuai iradat (maksud dan tujuan) tarik nafas pelan sehalus mungkin dan alirkan ke pusat otak(ubun-ubun),

 hentikan nafas setelah paru-paru optimal tahan selam mungkin, samakan pada saat menarik nafas. Selama tahan nafas terapkan ening pikiran, hati.

 Nafas dilepas perlahan dari ubun-ubun sampai ke ujung jari kaki Berkonsentrasilah pada titik-titik cakra dan telapak tangan serta hapalkanlah wajah anda dan bayangkan wajah anda pada saat memejamkan mata Pada saat menarik nafas untuk yang muslim ucapkanlah cipta batin “ Hu “ dan ucapkan “ Ya” pada saat melepaskan nafas. Mulailah mawas diri dengan menyadari kesalahan-kesalahan diri, kekurangan dan kekhilafan diri Permohonan pada saat menahan nafas adalah penyerahan dan menggapai kesadaran diri Memohon keselamatan dunia dan akhirat

 Ilmu tenaga batin dapat di bagikan dalam 2 kelompok :

Tenaga gaib yang berasal dari Tuhan YME yang memang berasal dari sejak masih dikandungan ibu untuk menyangga hidupnya secara langgeng dan di sebut dengan daya kodrat (natural) atau kanuragan Sisi lainnya di dapat dari tenaga gaib dari luar diri atau pinjaman dari mahkluk halus dan di debut Jaya Kawijayan

Jenis-jenis Daya yang di miliki Manusia Di bagi dalam 4 jenis dayayang berada dalam diri manusia , yakni :

1.Daya dari pusat atau latifah atau ingsun yakni syaraf rasa yang berada dalam kulit daging dan bersentral pada titik tertentu yakni antara 2 alis mata, pusat dada, bawah pusar dan pada telapak tangan Daya dari sedulur papat yaitu kakang kawah adhi ari-ari, darah ibu dan puser (potongan tali pusat ) Daya dari sedulur pancer (baying-bayang manusia ) atau kumayan Daya batin manusia ( cipta, rasa dan karsa) Daya dari pusat inti latifah ada pada 7 tempat yakni : Adhara terletak di atas dubur Adhisthara terletak diantara kemaluan dan pusar Manipura terletak pada pusar Anchara terletak pada dada (hati) Wisudhi terletak pada tenggorokan Ayana terletak diantara

2 alis mata Sahasraya terletak pada ubun-ubun (puncak otak) Ketujuh puncak daya itu di sebut padma atau cakra (putaran) dan semuanya menyatu dalam putaran yang terus menerus melalui

 3 pusat syaraf (nadi). Urat syaraf poko berada pada jalur tulang belakang, dimulai dari bawah naik ke atas menembus pusat-pusat mitis tadi dan berakhir diantara alis. Dua urat syaraf yang lebih kecil melingkar seperti lingkaran ular , dari kiri ke kanan untuk lain . Keduanya melingkar naik ke atas menuju tempat diantara kedua alis dengan melingkari tiap pusat mitis tanpa menembusnya sampai keduanya bertemu di tempat diantara kedua alis , lalu berpisah lagi, yang satu dari sisi kiri memasuki lubang hidung kiri sedangkan yang lain dari sisi kanan memasuki lubang hidung kanan.

Menurut kepercayaan sedulur papat itu setiap 35 hari sekali di berikan makanan berupa jenang merah putih, jajanan pasar, dan sesuai weton kelahiran dan sebelumnya di dahului dengan mengurangi tidur dan berpuasa.

Kemampuan melihat Nur Rajah Kalacakra adalah sbb : Dapat merupaka pertanda atau peringatan tentang akanterjadinya sesuatu, missal kesusahan, kebahagiaan dan sejenisnya, terlihat bersit nurani sekelebat yang berwujud berkas-berkas cahaya pancamaya, misal :

 Bersit warna putih, pertanda bahwa persoalan yang di hadapi saat itu sifatnya merupakan tindakan social akan berhasil dengan memberikan nasehat yang muncul dalam angan-angan saat berikutnya setelah cahaya terlihat

 Bersit cahaya merah, pertanda bahwa sesudah melihat dalam waktu yang tidak terlalu lama paling lama 1 minggu segala apa yang di niatkan atau yang di butuhkan akan terkabul

Bersit cahaya kuning, pertanda bahwa segala hasil karya yang di lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup akan membuahkan hasil dan bisa datang tiba-tiba dan di luar dugaan

 Bersit cahaya hitam, pertanda akan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan atau tidak menyenangkan

Bersit cahaya hijau, pertanda akan mendapat hal-hal yang menguntungkan

Bersit warna abu-abu, pertanda akan mengalami kegagalan , tertipu atau di khianati

Bersit warna biru, pertanda akan menerima kebaikan dari pihak lain

 Bersit warna ungu, pertanda akan mengalami halangan, kesialan, atau pertengkaran.

 Dalam ilmu kanuragan warna-warna cahaya hidup ini bila di munculkan dalam angan-angan dapat dimanfaatkan untuk memperlemah pertahanan lawan Simbol ini menggambarkan 8 watak mata angina sebagai lambang kekauatan alam semesta yang terdiri dari 8 anasir; bumi, matahari, bulan, bintang, lautan, angina, api dan kabut dan di manifestasikan sebagai 8 jalan utama untuk mencapai alam kehidupan yang memiliki budi luhur; benar dalam ucapan, perbuatan, mata pencaharian, konsentrasi, pengertian, daya upaya, dan pikiran Proses Terjadinya Tindakan bersambung…

ARTI CARAKAN SUNGSANG

ARTI CARAKAN SUNGSANG

Kiriman wiradana

 Asalamualaikum,Caraka Walik, mantra Jawa Kuno untuk menangkal roh jahat. menjadi ilmu penolak yang sangat ampuh. bisa menolak segala malapetaka. termasuk menolak tuju, teluh, teranjana, leak, desti, pepasangan, sesawangan, rerajahan, dan lain sebagainya.

 bacaan itu juga ada di bait terakhir mantra untuk memanggil jailangkung, fungsinya untuk menolak bencana/malapetaka yang tidak diinginkan penjelasannya adalah sebagai berikut: 

nga ta ba ga ma = tidak ada kematian
nya ya ja da pa = tidak ada kesaktian
la wa sa ta da = tidak ada peperangan
ka ra ca na ha = tidak ada utusan.

 Arti caraka walik:

 Nga – Ngracut busananing manungso – melepaskan egoisme pribadi, manusia.

 Tha – Tukul saka niat – sesuatu harus dimulai, tumbuh dari niatan.

Ba – Bayu sejati kang andalani – menyelaraskan diri pada gerak alam.

Ga – Guru sejati sing muruki – belajar pada guru nurani

Ma – Madep mantep manembah mring Ilahi – yakin, mantap dalam menyembah Ilahi

 Nya – Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki – memahami kodrat kehidupan

 Ya – Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi – yakin atas titah / kodrat Illahi

Ja – Jumbuhing kawula lan Gusti – selalu berusaha menyatu, memahami kehendak Nya

Dha – Dhuwur wekasane endek tumindak kang dumadi – yakin atas titah / kodrat Illahi

Ja – Jumbuhing kawula lan Gusti – selalu berusaha menyatu, memahami kehendak Nya

Dha – Dhuwur wekasane endek wiwitane – Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar

Pa – Papan kang tanpa kiblat – Hakekat Allah yang ada disegala arah

 La – Lir handaya paseban jati – mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi

 Wa – Wujud hana tan kena kinira – ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas

Sa – Sifat ingsun handulu sifatullah- membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan

Ta – Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa – mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup

Da – Dumadining dzat kang tanpa winangenan – menerima hidup apa adanya

Ka – Karsaningsun memayuhayuning bawana – hasrat diarahkan untuk kesajetraan alam

Ra – Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani

Ca – Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi-satu arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal

Na – Nur candra,gaib candra,warsitaning candara- pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi

 Ha – Hana hurip wening suci – adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci

Caraka walik,atau caraka sungsang memang biasa digunakan untuk menangkal atau membalikkan suatu malapetaka, santet, teluh, dsb arti secara harfiah,saya ambil dari Kawruh Pepak Boso Jowo disitu di tulis makna harfiah aksara jawa Hanacaraka = ada ucapan, ada kata-kata Datasawala = saling perselisihan Padajayanya =adanya adu kekuatan yg sama jaya nya (sama kuatnya) Magabathanga= terjadilah bangkai/mati (Jawa=bathang) nah jika di balik maka yg terjadi adalah kebalikannya Tidak ada ucapan tidak adanya peerselisihan tidak ada adu kekuatan tidak adanya tumpah darah yg akibatkan kematian.silahkan dilengkapi tata lakunya bagi yg menguasai ilmu carakan sungsang(walik).

MERENUNG HANACARAKA BOLAK BALIK

 Merenung HANACARAKA bolak balik.

 Pendahuluan: Sebenarnya tidak banyak yang saya ketahui tentang Hanacaraka selain dari apa yang pernah saya pelajari di sekolah dasar, lebih dari empat puluh tahun yang lalu. Juga karena saya dilahirkan dan dibesarkan di daerah Jawa pinggiran (Surabaya), maka pengertian saya tentang bahasa Jawa-pun sangatlah terbatas. Setahun setelah diterimanya saya sebagai anggota seni pernapasan tapak panca belum mengetahui apa hubungannya seni pernapasan tapak panca dan Hanacaraka.

Setelah menerima uraian Sastrajendra Hayuningrat , barulah saya sedikit melihat hal hal ataupun pengertian yang ada dibalik ke 20 suku suku kata dalam Hanacaraka. Atas anjuran Mang Dipo saya mencoba merenungkan ke empat jurus Hanacaraka secara bolak balik (dari atas kebawah dan juga sebaliknya). Namun satu satunya bahan yang ada pada saya hanyalah uraian Kyai Makrus ditambah ingatan saya tentang empat buah ilustrasi Hanacaraka yang menggambarkan dua wayang yang sedang bercakap-cakap (Hanacaraka), bertengkar (Datasawala), berperang-tanding (Phadhajayanya) dan tergeletak mati (Magabathanga).

Membaca uraian Kyai Makrus yang mengatakan bahwa Hanacaraka sebenarnya adalah suatu ‘ilmu luhung’ yang sangat tinggi, maka saya mencoba membawa renungan saya kedalam meditasi untuk mendapatkan makna yang lebih mendalam dan berarti. Dari renungan dan meditasi yang saya lakukan, perlahan lahan pengertian Hanacaraka yang hanya terdiri dari 20 suku kata tersebut menjadi semakin lama semakin meluas hingga mencakup segala apa yang pernah saya pelajari dan alami.

Sampai kepada hal hal yang sekedar pernah saya baca, yang saya sendiri belum mengetahui kebenarannya, ternyata telah tersirat didalam Hanacaraka. Suatu saat saya merasa bahwa mungkin saya telah menyimpang terlalu jauh dari pokok renungan dan tidak lagi sesuai dengan uraian Kyai Makrus yang saya jadikan bahan renungan semula, kecuali kalimat kalimat singkat yang menyertai ke 20 suku kata Hanacaraka di halaman pertama.

Mengingat kata kata Guru Besar Samsul Huda.SH bahwa pengertian yang dapat kita ambil dari Hanacaraka tergantung dari Caraka kita masing masing, maka dibawah ini akan saya coba uraikan pengertian yang saya dapatkan, walaupun masih terbatas karena keterbatasan kata kata dan bahasa.

Uraian empat jurus HANACARAKA Keempat jurus Hanacaraka sebenarnya menyiratkan 4 tingkat alam kehidupan alam semesta yang tidak terbatas hanya kepada insan manusia diatas bumi ini. Secara ringkas / garis besarnya:
1. Hanacaraka – menyiratkan dasar kesunyataan alam semesta pada tingkat yang tertinggi (mendasar). “ADA’-nya Cipta, Rasa dan Karsa sebagai sumber Kekuasaan yang tertinggi. Alam Tritunggal (Ca, Ra, Ka) yang Maha Kuasa.
 2. Datasawala – menyiratkan alam kehidupan pada tingkat Monad, Logos. (Atma?) yang berada diluar dimensi ruang dan waktu. Ke-Maha-Kuasa-an yang didasari oleh Cipta, Rasa dan Karsa yang ada pada setiap Logos / Monad mulai dilengkapi dengan ‘kehendak’ / ‘niat’ yang melahirkan “Ingsun”.
 3. Padhajayanya – menyiratkan alam kehidupan yang merupakan ‘manifestasi’ dari ‘kehendak’ / ‘niat’ dari jajaran Ingsun (Higher Selves) kedalam alam yang multi dimensi melalui proses evolusi alam semesta beserta seluruh penghuninya. Disini terciptalah dimensi ruang dan waktu serta timbulnya ‘perbedaan’ (dualisme) antara ingsun dan Ingsun (kawula lan Gusti)
4. Magabathanga – menyiratkan alam kehidupan dimana ingsun dengan bimbingan Ingsun (Guru Sejati) dan bantuan Bayu Sejati (bayangan kuasa Allah) melaksanakan ‘misi’nya (karsa) yang timbul dari ‘niat’ untuk ‘meracut’ busana manusia dialam fisik (alam kematian / tidak kekal). Alam jiwa dan raga.

Dengan meng-kaji keempat jurus diatas secara bolak balik dan berulang ulang, saya ‘mendapatkan’ pengertian tentang apa ‘misi’ kita sebenarnya dengan ‘turun’-nya kita ke dunia ini.

Pengertian ini belum pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya, dan juga belum pernah saya dapatkan dari ‘ajaran ajaran’ lain yang pernah saya ketahui. (Lihat MISI – Karsa manusia didunia ini.)
1. HANACARAKA - Dasar kesunyataan Ha-na-ca-ra-ka: Hana (ada) Ca, Ra, Ka (Cipta, Rasa, Karsa).
 Ha – Huripku Cahyaning Allah. Hidup(ku) adalah cahaya Allah dimana Allah adalah sumber dari cahaya / kehidupan alam semesta. Lain dari definisi ‘hidup’ yang kita kenal selama ini, seluruh alam semesta sebenarnya penuh dengan kehidupan, mulai dari particle atom yang terkecil sampai kepada seluruh planet, bintang dan Galaxi beserta seluruh penghuninya, baik yang berada dalam dimensi kita, maupun dimensi dimensi lainnya yang tidak kita kenal/ketahui.
 Na – Nur hurip cahya wewayangan. Nur hidup adalah cahaya yang membayang. Terpengaruh oleh perlambang dalam permainan wayang, semula saya berkesan bahwa Allah adalah sumber cahaya kehidupan, Nur adalah cahaya yang membayang dan Caraka adalah wayangnya. Dalam konteks tersebut kita akan segera menganggap Caraka (utusan) sebagai Ingsun serta bayangan dilayar adalah ingsun (bayangan dari Ingsun). Namun setelah saya renungkan kembali, ternyata jurus Hanacaraka ini menyiratkan dasar kesunyataan alam semesta yang berada dua tingkat diatas alam Ingsun. Ingsun baru muncul pada alam ketiga –

Padhajayanya. (Maaf kalau pengertian saya tentang kata “Ingsun” mungkin kurang tepat.) Baik dalam pengertian pertama maupun kedua, sebenarnya bisa kita simak rahasia penciptaan alam semesta yang mempunyai tiga aspek yang manunggal (Tritunggal). Dalam pengertian yang pertama, Ha, Na dan Caraka adalah ketiga aspek tersebut, sedangkan dalam pengertian kedua Caraka sendiri juga mengandung ketiga aspek yang sama yakni Cipta, Rasa dan Karsa. Ca – Cipta rasa karsa kwasa. Tritunggal Cipta, Rasa dan Karsa adalah aspek aspek yang mendasari kwasa / kekuasaan yang tertinggi (Maha Kuasa) diseluruh alam semesta. Ra – Rasa kwasa tetunggaling pangreh. Aspek Rasa (Rahsa sejati) yang terkandung didalam Tritunggal diatas merupakan aspek kendali dalam kekuasaan yang Maha Tinggi tersebut. Ka – Karsa kwasa kang tanpa karsa lan niat. Karsa, hasil ataupun ‘wujud’ dari Tritunggal diatas adalah kwasa / ke-Maha-Kuasa-an yang masih murni, yang belum diwarnai oleh keinginan ataupun kehendak. Manifestasi dari Tritunggal (Caraka, utusan Allah) yang Maha Kuasa tersebut diatas terjelma / terjadi didalam alam Datasawala yang penuh dengan jajaran Monads, Logos dll. yang berkuasa penuh dalam alam manifestasinya masing masing.

 2. DATASAWALA - Alam Monad / Logos (Atma?) Da-ta-sa-wa-la menyiratkan alam kehidupan pada tingkatan Logos, (Solar / Planetary Logos) dan Monad / Atman. Pengalaman pribadi yang saya alami di bulan Agustus 1997 yang lalu memberikan gambaran tentang alam ini, dimana kesadaran saya terlebur dalam sebuah ‘bola cahaya’, atau lebih tepatnya (karena tak ingat bentuk, pinggiran/batasannya), semacam awan yang mula mula berwarna kelabu dan semakin lama semakin cemerlang. Juga dialami adanya Rahsa kebahagiaan dan kebebasan yang tiada taranya (sempurna / perfect bliss) serta semacam ‘kesadaran’ tanpa menyadari siapa yang sadar, atas hubungan (inter-connected-ness) diantara ‘segalanya’, termasuk batuan, tumbuhan, hewan serta raga raga manusia walaupun tanpa ‘bentuk’ yang nyata maupun tenggang masa (diluar dimensi ruang dan waktu) Semula saya mengira bahwa awan cemerlang tersebut adalah segalanya dalam alam semesta ini (ALL THAT IS), namun dari membaca berbagai literature seperti “The RA Material”, “The Only Planet of Choice” dll, saya menganggap bahwa apa yang saya alami mungkin baru mencapai tingkat Monadic atau Atman dan belum sampai kepada kemanunggalan yang tertinggi. Meminjam istilah RA, yang menyebutnya sebagai “Social Memory Complex”, awan cemerlang tersebut merupakan kesatuan dari berjuta-juta Ingsun (Higher Self) yang ber-evolusi bersama-sama. “The Only Planet of Choice” menyebutkan adanya 24 “Civilization” utama dengan beratus/ribu sub-civilisations seperti misalnya Atlantean (Atlantis dan Lemuria) yang tergabung dalam “Altean Civilization”. Dalam Al-kitab, 24 Civilization ini disebutkan sebagai 24 tua tua yang duduk disamping Tuhan. (mungkin di Wahyu / Revelation namun entah ayat yang mana) Ternyata hal hal diatas sudah tersirat dalam rumusan

Datasawala secara jelas:
 Da – Dumadi kang kinarti Tumitah/menjadi ada/terjadi dengan membawa maksud, rencana dan makna sebagai Karsa (‘hasil’/’wujud’) dari Tritunggal (Caraka) diatas.
 Ta – Tetep jumeneng ing dzat kang tanpa niat. Tetap berada dalam dzat (Nur hidup cahaya yang membayang) diluar dimensi ruang dan waktu serta masih murni, belum diwarnai oleh kehendak atau niat, walaupun sudah membawa maksud, rencana dan maknanya masing masing.
 Sa – Sifat hana kang tanpa wiwit. Sifatnya ‘ada’ namun tanpa asal usul. Kekal, berada diluar dimensi waktu dimana tidak ada perbedaan antara waktu lalu, sekarang maupun yang akan datang.
 Wa – Wujud hana tan kena kinira. Wujudnya ‘ada’ namun tak berbentuk. Manunggal, berada diluar dimensi ruang dimana tak ada perbedaan antara sini atau sana, dekat atau jauh, atas atau bawah, depan atau belakang.
 La – Lali eling wewatesane. Lupa ingat adalah batasannya. Tersirat dalam kalimat tiga kata diatas adalah terjelmanya free-will, niat, kehendak yang bebas, hanya dengan batasan ‘ingat’ ataupun ‘lupa’ akan maksud, rencana dan makna yang sudah digariskan semula sesuai Karsa Tritunggal diatas. 

Dengan timbulnya ‘kehendak bebas’ maka ‘adalah’ / terjadilah Ingsun (Higher Self / Guru Sejati) yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Atman. Setiap Ingsun dilengkapi oleh ‘kehendak’ / niat sesuai dengan karsa, maksud, rencana dan maknanya masing masing. Manifestasi dari kehendak yang sesuai dengan karsa menciptakan alam ketiga, alam Ingsun yang tersirat dalam rumusan Padhajayanya.

 3. PADHAJAYANYA – Alam Ingsun dan ingsun Pa-dha-ja-ya-nya menyiratkan terciptanya dimensi ruang dan waktu. Dengan adanya dimensi ruang terjadi pula ‘perbedaan’ antara Ingsun dan ingsun. Dan dengan adanya waktu terjadi pula proses evolusi. Disini tersirat pula hakikat ingsun yang masih bersatu dengan sang Ingsun. Adanya ‘Rasa’ membuat semuanya ‘nyata’ tanpa melihatnya dengan mata, dan semuanya bisa dimengerti walaupun tanpa diajari. Namun demikian dalam alam ini ‘rasa’ yang ada belum dapat diwujudkan. Per‘wujud’an (karsa) dari rasa tersebut baru ter-manifestasi-kan dalam alam berikutnya.
 Pa – Papan kang tanpa kiblat. Papan tak berkiblat. Kata kata “papan” dan “kiblat” menyiratkan adanya dimensi ruang yang baru pertama kali disebutkan dalam tingkat Padhajayanya. Dihubungkan dengan teori ilmu fisika alam, dalam kalimat ini tersirat terjadinya “Big Bang”. Perlu ditambahkan bahwa masih banyak dimensi dimensi lain diluar ketiga dimensi ruang yang kita kenal. 
Dha – Dhuwur wekasane endhek wiwitane. Tinggi/luhur pada akhirnya, rendah pada awalnya. Terciptanya dimensi ruang segera disusul dengan terciptanya dimensi waktu. Dan dalam kalimat sederhana diatas tersirat pula adanya proses ‘evolusi’ dalam ‘waktu’ yang bermula dari kesederhanaan.
 Ja – Jumbuhing kawula lan Gusti. Bersatunya antara hamba dan Tuannya. Dengan terjadinya dimensi ruang terjadi pula ‘perbedaan’ antara kawula dan Gusti walaupun masih berada dalam kesatuan.
 Ya – Yen rumangsa tanpa karsa. Adanya Rasa namun masih belum dilengkapi dengan karsa. (belum dapat di’wujud’kan). Nya – Nyata tanpa mata ngerti tanpa diwuruki. Dengan adanya Rasa semuanya di-’rasa’-kan nyata walaupun tanpa melihat dengan mata, dan semuanya bisa mengerti walaupun tanpa diajari.

 Kedua kalimat terakhir diatas menggambarkan hakikat ingsun yang masih bersatu dengan sang Ingsun. Dalam alam Padhajayanya yang berdimensi waktu, baik Ingsun maupun ingsun mengalami proses evolusi. Ingsun sebagai bagian tak terpisahkan dari Monad-nya di alam Datasawala, ber-evolusi di alam Padhajayanya dalam rangka manifestasi dari ‘kehendak’ (niat) yang ada padanya sesuai Karsa yang telah digariskan. Tergantung dari tahapan evolusi yang dicapai, Ingsun dapat merupakan ‘kumpulan’ dari ingsun ingsun yang tak terbilang banyaknya, dimana jajaran ingsun tersebut juga ber-evolusi dari hasil pengalamannya ber-karsa di alam Magabathanga.

 4. MAGABATHANGA – Alam jiwa dan raga Ma-ga-ba-tha-nga menyiratkan alam jiwa dan raga, dimana ingsun ber’karsa’ dengan cara ber- re-inkarnasi berulang kali, untuk ‘hidup’ di alam ‘kematian’. Dalam rangka me’wujud’kan rasa dengan ber’karsa’ dialam kematian, ingsun dibimbing oleh sang Ingsun (Guru Sejati) dan dibantu oleh Bayu Sejati yang merupakan bayangan dari kekuasaan yang tertinggi. Karsa yang dilaksanakan dengan hidup di alam kematian adalah memberikan ‘hidup’ kepada unsur unsur yang ada (tanah, air, udara dan api) serta meracutnya sedemikian rupa sesuai dengan rasa yang hendak di-karsa-kan (diwujudkan).
 Ma – Mati bisa bali. Mati bisa kembali. Dalam hal ini, ingsun yang memasuki alam kematian memberikan ‘hidup’ kepada unsur unsur yang ada, akan kembali kealam kehidupan.
 Ga – Guru Sejati kang muruki Dalam rangka ber-‘karsa’, ingsun dibimbing oleh Ingsun (Guru Sejati)
 Ba – Bayu Sejati kang andalani Bayu Sejati yang merupakan bayangan kekuasaan yang maha tinggi merupakan bantuan yang dapat diandalkan dalam ber-karsa.
 Tha – Thukul saka niat. Karsa yang dilakukan dengan masuknya ingsun ke alam kematian timbul dari niat / kehendak yang luhur, yang timbul pada saat ‘lahirnya’ Ingsun sebagai bagian dari Monad di alam Datasawala.
 Nga – Ngracut busananing manugsa Meracut busana manusia ternyata adalah ‘misi’ utama dari ingsun yang menjelma sebagai manusia.

MISI – Karsa manusia di dunia ini. Dari meng-kaji keempat jurus Hanacaraka secara bolak balik secara berulang kali selama dua minggu, pada akhirnya saya mendapatkan suatu gambaran tentang apa yang terjadi di alam semesta ini, dan apa sebenarnya ‘misi’ kita menjelma menjadi manusia secara berulang kali. Hal mana terjadi ketika saya mencoba menelusuri Hanacaraka dari bawah keatas, dari Nga sampai kepada Da dan secara tiba tiba teringat akan ajaran agama Hindu tentang Trimurti (Brahma, Wishnu dan Shiva) serta istilah Theosophy – The First, Second and Third Outpourings dalam buku “Man visible and invisible” yang menerangkan proses evolusi. Gabungan agama Hindu, Theosophy dan Hanacaraka di jurus Datasawala, secara tiba tiba membuka suatu wawasan yang sama sekali baru bagi saya. Jurus Datasawala diatas menyiratkan alam pada tingkat Logos dan Monad yang memanifestasikan kehendaknya di alam Padhajayanya melewati proses evolusi. Menurut ajaran Theosophy evolusi alam terjadi dalam tiga tahapan. The First Outpouring menciptakan alam elemental (mulai dari energy yang berevolusi sampai kepada unsur unsur kimia yang ada), The Second Outpouring memberikan bentuk kepada elemen elemen tersebut mulai dari terbentuknya bintang dan planet sampai kepada hewan. (Mineral, Vegetation and Animal Kingdoms), dan The Third Outpouring memberikan esensi ke-Allah-an yang akan mendorong evolusi dari Animal Kingdom melalui Manusia kembali ke Tuhan/Allah. Disini juga terlihat analogy dengan Trimurti dari ajaran Hindu dimana Dewa Brahma (Pencipta) analog dengan The First Outpouring. Dewa Wishnu (Pemelihara) analog dengan The Second Outpouring dan Dewa Shiwa (Perusak) analog dengan The Third Outpouring yang merusak/merubah untuk mendorong terjadinya evolusi. Kembali ke Hanacaraka dari atas ke bawah, dari Ha sampai ke Nga, terlihat jelas bahwa “Ngracut busananing manugsa” adalah misi ingsun dan Ingsun untuk berpartisipasi dalam proses evolusi di bumi ini sebagai bagian dari The Third Outpouring. Dihubungkan dengan ajaran Seni pernapasan Tapak Panca, misi untuk meracut busana manusia ini adalah sama dengan mengajak dan mendorong saudara saudara kita yang 9 untuk ber-evolusi. Saudara saudara kita tersebut sebenarnya merupakan bagian dari planetary logos bumi ini (Gaia) yang merupakan sub-logos dari Solar Logos yang mempunyai ‘acara’nya sendiri dalam memanifestasikan Cipta, Rasa, Karsa yang ada padanya. Kita adalah ‘tamu’ yang datang untuk membantu. Cerita tentang benua Atlantis yang tenggelam (hancur) menimbulkan pemikiran bahwa mungkin perkembangan evolusi yang terjadi pada saat itu telah menyimpang dari jalur evolusi yang sudah digariskan sebelumnya oleh Solar Logos dan kehendaki oleh Gaia. Apakah perjalanan misi kita, manusia saat ini, masih sesuai dengan jalur evolusi Gaia yang telah digariskan???? Silahkan melanjutkan renungan ini.

 Eyang menggung