Kepada pembaca yang terhormat
Artikel ini saya ambil guna menambah wawasan saya dan saudara,soal benar atau salahnya kita kembalikan sang pencipta.hanya yang sudah manunggallah yang mampu menyelaminya..😕
1. Ilmu ini juga ada di Sumbawa Saya mendapatkan informasi ini sejak tahun 1993 dimana kami sering melekan (baca ; terjaga di malam hari) sampai pagi bersama Ustadz Ikram dan murid-murid beliau. Dari Ambon Maluku saya mengenal setan yang ditanam dalam preamblue Al Qur’an itu. Sayangnya kitab asli yang membahas tentang hal tersebut belum bisa saya dapatkan. Bahkan meski photo copynya saja saya belum menerimanya dari beliau. Kitab itu sangat tua dan disimpan beliau di Hila Ambon dimana kampung halaman beliau berada. Tetapi yang sungguh mengejutkan saya adalah bahwa ilmu itu bukan saja saya terima dari sana saja. Ada sebuah buku karya ‘tau samawa’, orang Sumbawa yang ditulis pada tahun 1983. Buku bertulisan arab dengan bahasa Sumbawa itu bernama “Ai jerning”. Disanalah tim kami menemukan bahwa ada nama-nama setan di dalam ummul kitab. Memang sepanjang perjalanan saya berkeliling Indonesia, Sumbawalah masyarakat dimana pembicaraan tentang ilmu hakikat benar-benar nyambung dengan cepat. Bahkan ketika saya sudah masuk kesana bukan saja ilmu saya yang diperas untuk mereka, mereka akan memberikan ilmu-ilmu itu jauh lebih banyak dari yang saya perkirakan. Satu contoh di Kerekeh dimana saya sempat bersama mereka selama sebulan, ilmu itu sangat banyak saya dapat. Dan ternyata, sedemikian banyak ilmu-ilmu hakikat saya temukan di Sumbawa ini. Atau jangan-jangan sebenarnya di tempat lain juga ada, hanya saya yang baru menemukan di sana. Wallahu a’lam
2. Pemanggilan setan hanya karena kesalahan baca Setan itu berada pada ayat-ayat dalam surat pembuka Al-Qur’an. Kehadirannya hanya disebabkan oleh kesalahan dalam membaca. Marilah mencoba untuk bersikap jujur, apakah kita juga memanggil mereka. Lagu yang dibacakan oleh umat islam sebagian besar memanggil setan-setan itu. Pemanggilan itu hanyalah kesalahan dalam menentukan ketukan dari lafal-lafal dari Al-Fatihah. Atau yang semestinya tidak bertasdid, dibaca dengan tasdid.. Mungkin ini hanya karangan saya saja, meskipun saya pernah mendengarnya dari sumber yang sangat saya percaya saat itu. Namun karena saya belum yakin dengan dasar hukum itu, maka saya beranikan diri untuk bertanggung jawab menguraikan ini disini. Hal ini saya lakukan karena masih sedemikian banyak para imam dalam shalat yang menurut saya masih salah baca dan memanggil setan-setan itu untuk menggoda manusia di sekitarnya. Sehingga usai shalat yang semestinya kita langsung bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, tetapi malah sebaliknya. Kebanyakan bagi umat islam, shalat masih dijadikan sebagai loket pencuci dosa. Itupun sudah lumayan, bila dibandingkan shalat yang hanya dijadikan sebagai toilet untuk menghilangkan rasa kebelet yang plong setelah ke kamar kecil. Apalagi yang tidak shalat. So, kalau pembaca ada yang memiliki referensi lebih lengkap mohon bisa disampaikan kepada saya untuk melengkapinya. Maklum jaman dahulu ilmu-ilmu seperti ini sangat rapat disimpan oleh leluhur kita. Seolah memang kita tidak boleh mengambilnya meski terkadang rasa penasaran ini semakin kuat dibuatnya. Tetapi harus tetap waspada dengan ancaman sesat.
3. Tujuh nama setan di Al fatihah Setan pertama adalah bernama ‘dulil’, ia bersama-sama setan tsabar sebagaimana dijelaskan di depan bekerja sama. Tujuan dari setan dulil adalah membuat semua muslim mengeluh dan menganggap Allah tidak adil pada akhirnya. Semestinya cara membaca ayat kedua adalah “Alhamdu-lillahi, bukan alhamdulillahi (disambung dulil)”, coba dicermati dan dipelajari hal ini.
Setan kedua yang sering dipanggil dalam membaca Al Fatihah adalah setan ‘hirab’. Ketika kita sudah melaksanakan takbiratul ikhram sebagai gerbang pertemuan kita dengan Allah dalam shalat, entah karena apa, secara tiba-tiba ingatan kita tentang urusan dunia sedemikian kuat. Semuanya menjadi terpampang jelas di kepala kita. Padahal seharusnya kita khusuk hanya mengingat Allah saja. Pernahkah pembaca mengalaminya? Atau jangan-jangan setiap shalat selalu begitu? Kalau ia, bersegeralah beristighfar, karena Anda sedang ditipu oleh setan hirab. Semestinya cara membaca hamdalah adalah “alhamdu lillahi-rabbil alamin, dan bukan alhamdu lillahirabil alamin (disambung hirab),” coba diulangi lagi cara membacanya.
Setan ketiga dalam Al-Fatihah adalah setan ‘kiya’. Setan ini bertugas mengajak anak manusia untuk berlaku sombong dan riya dalam perbuatannya. Bila sering dipanggil, setan kiya ini bisa mengajarkan kepada pemanggilnya untuk melakukan kesombongan yang sir sekalipun, kesombongan yang sangat rahasia sekalipun. Sehingga ikhlas sebagai tujuan yang akan bisa mengalahkan Iblis akan semakin jauh dan jauh darinya. Semestinya cara membaca ayat keempat Al-fatihah adalah “maliki-yaumiddin, dan bukanmalikiyyaumiddin (disambung kiya)” seolah dalam huruf ya, ada tasdidnya. Coba diteliti lagi.
Setan keempat dan kelima adalah setan ‘kana’ dan ‘kanast’. Setan ini paling sering dipanggil oleh umat islam. Bahkan para imam shalat pun sangat sering memanggil mereka. Tugas mereka adalah mengajak kita berbuat syirik. Disadari atau tidak dalam kehidupan sehari-hari kita sering menuhankan Tuhan selain Allah. Itulah kehebatan anak buah Iblis. Semestinya cara membaca ayat kelima surat Al-Fatihah adalah “iyyaka-na’budu wa iyyaka-nasta’in, dan bukan iyyakana’budu wa iyyakanasta’in (disambung),” ketukannya jadi berubah sampai disana. Coba dilihat lagi.
Setan keenam adalah setan ‘na’an’. Setan ini bertugas menggelincirkan umat islam kepada perbuatan dosa dan penyelewengan atas perintah Allah Swt. Semestinya cara membacanya “shiratal ladzina-an’amta, bukan shirathal ladzinaan’amta (disambung naan)”. Ayo dicek lagi.
Setan ketujuh adalah setan ‘bi’a’. setan ini mendukung setan dzalnabur sebagaimana diuraikan di depan. Tugasnya membuat orang mudah marah yang terkadang marahnya tanpa sebab. Ketika ditanya, apa sebabnya marah, dia tidak tahu. Semestinya cara membacanya “ghairil maghdhubi alaihim, dan bukan ghairil maghdhubi’alaihim (disambung bi’a),”
nah, mari dicek lagi bacaannya. Pembaca, sekali lagi saya tegaskan, bahwa setan-setan ini sampai pada saatnya saya mendapatkan referensi secara resmi, masih karangan saya. Setidaknya informasi ini masih sementara meskipun bila pembaca yang belum pernah dites bacaan Al-fatihahnya saya yakin masih memanggil sebagian-setan itu. Ingat, Allah mengutus sebanyak 124.000 nabi dan rasul. Semuanya memiliki kitab suci dengan berbagai bentuknya. Kemudian dari 124.000 itu dirangkum dalam empat kitab suci. Yaitu Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa As, Zabur kepada Nabi Daud As, Injil kepada Nabi Isa As dan Al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw. Dari keempat kitab suci itu kemudian dirangkum dalam satu kitab Al-Qur’an. Dan dari Al-Qur’an dirangkum lagi dalam suatu surat yang minimal dibaca seorang muslim 17 kali, yaitu Al Fatihah.Wallahu a’lam, kebenaran hanya milik Allah Swt.
SUMBER : http://www.cakmoes.com/2011/12/iblis-yang-menempatkan-setan-dalam-qs.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar